Terungkap, Ada Pejabat AS yang Bekerja untuk Gagalkan Kinerja Trump
WASHINGTON, iNews.id - Seorang pejabat penting dalam Pemerintah Amerika Serikat (AS) mengaku ada sejumlah pejabat yang bekerja untuk menggagalkan sebagian dari agenda Presiden Donald Trump, demi melindungi negara itu dari kemerosotan parah.
Pejabat yang yang identitasnya disembunyikan itu mengungkap hal tersebut dalam sebuah artikel di The New York Times.
Dia menyebut, Trump yang impulsif dan tak memiliki moralitas menyebabkan banyak keputusan diambil secara sembarangan dan ceroboh.
Sebagai tanggapan, Trump menyebut penulis anonim itu tak bernyali serta menuding New York Times sebagai media gadungan.
Sekretaris Pers Gedung Putih Sarah Sanders juga menuding penulis misterius itu seorang pengecut yang harus berhenti dari jabatannya.
Namun, The New York Times membela pengakuan sang pejabat.
"Kami sangat bangga menerbitkan artikel ini, yang secara signifikan meningkatkan pemahaman publik tentang apa yang terjadi dalam pemerintahan Trump," demikian pernyataan New York Times, seperti dilaporkan BBC, Kamis (6/9/2018).
Tulisan opini itu muncul sehari setelah beredar sejumlah kutipan dari buku terbaru wartawan terkenal Bob Woodward soal Trump yang menyatakan para pejabat Gedung Putih terlibat dalam 'kudeta administratif; untuk melindungi negara dari kebijakan berbahaya presiden.
Tindakan para pejabat itu antara lain mengambil dokumen-dokumen penting (rancangan kebijakan) dari meja presiden sebelum Trump berkesempatan menandatanganinya.
Penulis itu mengaku bukan seorang agen kalangan liberal. Dia justru setuju dengan banyak tujuan kebijakan yang diupayakan oleh pemerintah, namun tujuan-tujuan kebijakan tersebut tercapai kendati tanpa, dan bukan karena, presiden.
Berbagai hal diungkap dalam artikel opini oleh sang pejabat. Antara lain, rapat-rapat yang berantakan, sikap yang Trump sembarangan dan picik, ketidakmampuan berpegang pada keputusan yang sudah diambil, sikap antipati terhadap pers bebas, dan naluri anti-demokrasi.
"Ada presidensi dua jalur, di mana sejumlah langkah presiden seperti sikapnya yang cenderung ramah terhadap para otokrat dan diktator, termasuk Kim Jong Un dan Vladimir Putin, dibatasi dan diluruskan oleh orang-orang dewasa di ruangan itu," demikian diungkap pejabat anonim.
Terlebih lagi, disebutkan penulis, sejumlah pejabat berbisik-bisik soal upaya mengaktifkan Amandemen ke-25, yaitu ketentuan konstitusional yang memungkinkan wakil presiden dan mayoritas menteri kabinet melakukan pemungutan suara untuk mengganti presiden yang tidak dapat menjalankan tugas dan kekuasaan sebagaimana yang ditentukan.
Hingga saat ini, manuver semacam itu lebih merupakan wacana politik di AS dan sekadar mimpi lawan-lawan Trump yang paling menentang.
"Tidak seorang pun mengharapkan terjadinya krisis konstitusi," tulis sang pejabat.
"Jadi kami akan melakukan apa yang kami bisa untuk mengarahkan pemerintahan ke arah yang benar sampai semua ini berakhir, dengan cara apa pun."
Sebelumnya, terjadi pembicaraan di Gedung Putih untuk mencari tahu identitas sumber-sumber Woodward untuk bukunya, "Fear: Trump in the White House." Maka, artikel di Times itu menjadi siraman minyak ke api yang sudah mengamuk.
"Artikel anonim itu sungguh memalukan," cetus Trump.
Bahkan, Sanders menyampaikan pernyataan berisi kata-kata kasar yang mengecam artikel.
"Individu di balik tulisan ini memilih untuk menipu, dan bukan mendukung presiden Amerika Serikat yang terpilih. Dia tidak menempatkan negara sebagai hal pertama, tetapi menempatkan dirinya dan egonya di depan kehendak rakyat Amerika," demikian pernyataan Gedung Putih.
Trump juga mengecam keputusan The New York Times untuk menerbitkan artikel itu, dengan mengatakan "Semua penerbitan media 'abal-abal' ini akan bangkrut."
Editor: Nathania Riris Michico