Tinggalkan Arab Saudi, Anak dan Keluarga Khashoggi Terbang ke AS
SAUDI, iNews.id - Putra tertua jurnalis Jamal Khashoggi, Salah, dan keluarganya meninggalkan kerajaan Teluk menuju ke Washington, Amerika Serikat (AS), setelah Pemerintah Saudi mencabut larangan bepergian mereka.
Keberangkatan Salah Khashoggi terjadi setelah dia berfoto bersama Putra Mahkota Mohammed bin Salman (MBS) dalam kunjungan belasungkawa, Selasa (26/10/2018). Saat itu, sambil menatap MBS dengan dingin, keduanya berjabat tangan.
"Salah dan keluarganya berada dalam pesawat ke Washington DC," kata Sarah Leah Whitson, direktur eksekutif pengawas hak asasi untuk Timur Tengah dan Afrika Utara, kepada AFP.
Surat kabar pro-pemerintah Arab Saudi, Okaz, menyatakan, Salah, yang merupakan warga negara ganda AS-Saudi, meninggalkan kerajaan itu pada Rabu (24/10/2018), tanpa memberikan rincian apapun.
Para pejabat Saudi tidak menanggapi hal ini. Namun Whitson menyebut, mereka tampaknya diizinkan untuk pergi setelah larangan perjalanan pada Salah diangkat. Sebelumnya, diketahui bahwa Salah dan keluarganya dilarang meninggalkan Saudi.
Salah akan bergabung dengan saudara-saudaranya yang lain yang menetap di AS.
"Keluarga Jamal membutuhkan tempat untuk bersama-sama di mana mereka merasa aman untuk meratapi orang yang mereka cintai," kata Randa Slim, direktur resolusi konflik di Institut Timur Tengah yang bermarkas di Washington.
"Sangat tragis bahwa kematiannya membuat pihak berwenang Saudi memberi mereka kebebasan untuk melakukan perjalanan," kata Slim, kepada AFP.
Seorang pejabat AS mengatakan kini keselamatan keluarga Khashoggi diprioritaskan oleh pemerintah.
"Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo telah meningkatkan keselamatan dan keamanan untuk anggota keluarga Khashoggi," kata pejabat tersebut.
Namun dia enggan membahas secara spesifik soal perjalanan Salah menuju AS.
Jamal Khashoggi, seorang kontributor The Washington Post, terbunuh pada 2 Oktober sata berkunjung ke konsulat Saudi di Istanbul untuk mendapatkan dokumen sebelum menikahi tunangannya di Turki.
Setelah pertama-tama bersikeras Khashoggi meninggalkan konsulat tanpa luka, pihak berwenang Saudi akhirnya mengaku jurnalis itu terbunuh dalam sebuah argumen yang berubah menjadi perkelahian.
Saudi akhirnya menerima apa yang dikatakan Turki sejak awal, bahwa Khashoggi terbunuh dalam serangan yang direncanakan.
Raja Saudi Salman dan Pangeran Mohammed bertemu Salah dan saudara Khashoggi, Sahel, di istana kerajaan di Riyadh pada Selasa lalu.
Foto jabat tangan dengan Pangeran Mohammed, yang kini menghadapi banyak kritik global atas pembunuhan itu, menjadi viral di media sosial. Para aktivis menuntut pencabutan larangan bepergian yang diberlakukan kepada keluarga Khashoggi.
Whitson mengatakan, berakhirnya pembatasan perjalanan pada Salah menjadi sebuah pertolongan besar.
Namun dia menambahkan, "Kita harus ingat ada ratusan, bahkan ribuan, orang-orang di Arab Saudi yang menghadapi larangan perjalanan dan ditahan tanpa keadilan."
Saudi menghadapi tekanan dari dunia yang menuntut jawaban dan keberadaan jasad Khashoggi.
Presiden AS Donald Trump bahkan mengolok-olok usaha Saudi untuk menutupi pembunuhan itu sebagai salah satu yang terburuk dalam sejarah.
Editor: Nathania Riris Michico