Tingkat Reproduksi Efektif Covid Malaysia Meningkat, Kemenkes Prihatin

MALAYSIA, iNews.id – Tingkat reproduksi efektif (Rt) Covid di Malaysia meningkat hingga menyebabkan naiknya tingkat infeksi virus corona di negeri jiran. Kondisi tersebut membuat Kementerian Kesehatan (Kemenkes) setempat merasa prihatin.

Direktur Jenderal Kesehatan Malaysia, Noor Hisham Abdullah mengatakan, indikator utama Covid di negaranya seperti rata-rata kasus aktif, kematian, dan kasus pasien masuk unit perawatan intensif (ICU) memang berada pada tren penurunan dalam rentang waktu 7 hingga 13 November 2021. Akan tetapi, Rt Covid-19 di Malaysia kini telah meningkat jadi di 1,05.

Baca Juga

Polusi Udara Melanda New Delhi, Warga Serukan Demonstrasi Massal

“Situasinya tetap menjadi perhatian karena peningkatan kasus baru dan nilai Rt dari minggu sebelumnya menunjukkan potensi penularan infeksi Covid-19 yang lebih tinggi di masyarakat dan risiko terpapar virus yang lebih tinggi,” ujar Noor Hisham, Selasa (16/11/2021), seperti dikutip The Star.

“Masyarakat diimbau untuk tidak lengah dan mengambil tindakan aktif dengan melakukan langkah-langkah preventif untuk memastikan penularan Covid-19 dapat segera dikurangi di Malaysia,” katanya.

Baca Juga

Minta Aceh Waspada Varian Baru Covid-19, Ma'ruf Amin : Ini Sudah Sampai Malaysia

Dia menuturkan, sepanjang periode 7-13 November (pekan ke-45 epidemiologi 2021) lalu Malaysia juga mengalami tren peningkatan klaster Covid-19 tempat kerja dan pendidikan. Padahal, di dua klaster itu trennya telah menurun pada minggu-minggu sebelumnya.

Baca Juga

Varian Delta Plus AY.4.2 Ditemukan di Malaysia, Satgas Covid-19 Lakukan Antisipasi

“Klaster tempat kerja yang sebelumnya cenderung menurun sejak pekan ke-37, kini mulai meningkat kembali, seiring dengan pergerakan antarnegara bagian dan pembukaan kembali sektor ekonomi secara penuh pada fase empat negara bagian dari Rencana Pemulihan Nasional,” ucapnya.

Dari 41 klaster Covid yang diamati selama minggu ke-45 di Malaysia, sebanyak 24 di antaranya adalah klaster tempat kerja, 11 klaster institusi pendidikan, tiga klaster komunitas, dua klaseter kelompok berisiko tinggi, dan satu klaster rumah tahanan/lembaga pemasyarakatan.

Editor: Ahmad Islamy Jamil