Tingkatkan Sistem Pertahanan Rudal, Taiwan Beli Perlengkapan Militer dari AS
NEW YORK, iNews.id - Amerika Serikat (AS) dan Taiwan menyepakati jual beli peralatan militer senilai 100 juta Dolar AS. Perlengkapan itu akan meningkatkan sistem pertahanan rudal Patriot Taiwan.
"Kesepakatan itu akan mencakup rekayasa dukungan layanan, yang dirancang untuk mempertahankan, memelihara, dan meningkatkan Sistem Pertahanan Udara Patriot negara pulau itu," kata Badan Kerjasama Keamanan Pertahanan AS (DSCA) dalam sebuah pernyataan.
DSCA juga menambahkan, penjualan itu akan membantu meningkatkan keamanan Taiwan dan membantu menjaga stabilitas politik, keseimbangan militer, ekonomi dan kemajuan di kawasan itu.
Ini merupakan penjualan militer kedua AS ke Taiwan sejak Presiden Joe Biden menjabat pada Januari 2021.
“Ini melayani kepentingan nasional, ekonomi, dan keamanan AS dengan mendukung upaya berkelanjutan Taiwan untuk memodernisasi angkatan bersenjatanya dan untuk mempertahankan kemampuan pertahanan yang kredibel,” kata DSCA.
Xavier Chang, juru bicara kantor kepresidenan Taiwan berterima kasih kepada Washington. Bagi Taiwan, Washington telah mengambil tindakan nyata untuk memenuhi komitmen keamanannya.
“Penjualan militer ini menunjukkan betapa pentingnya pemerintah AS terus menempatkan kemampuan pertahanan diri Taiwan serta kemitraan bilateral kami yang kokoh,” katanya.
Juru bicara itu juga menegaskan Taiwan konsisten untuk tidak akan tunduk pada tekanan atau bertindak gegabah ketika mendapat dukungan.
“Taiwan akan terus meningkatkan kemampuan pertahanan diri kami sambil memperdalam kemitraan keamanan kami dengan negara-negara yang berpikiran sama termasuk AS, untuk memperkuat pertahanan nasional kami dan bersama-sama menjaga perdamaian, stabilitas, pembangunan, dan kemakmuran di Selat Taiwan dan wilayah yang lebih luas. Kawasan Indo-Pasifik,” tambahnya.
China mengklaim Taiwan, sebuah negara kepulauan berpenduduk sekitar 24 juta orang, sebagai provinsi yang memisahkan diri. Sebaliknya, Taipei telah bersikeras untuk merdeka sejak 1949 dan memiliki hubungan diplomatik dengan setidaknya 15 negara.
Beijing telah menolak untuk mengesampingkan kemungkinan mengambil pulau itu dengan kekuatan militer.
Editor: Umaya Khusniah