Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Kapal Pengungsi Rohingya Terbalik di Perairan Malaysia-Thailand, Ratusan Orang Hilang
Advertisement . Scroll to see content

Tolak Perintah Tembak Demonstran, Ratusan Polisi Myanmar Kabur ke India

Jumat, 26 Maret 2021 - 07:11:00 WIB
Tolak Perintah Tembak Demonstran, Ratusan Polisi Myanmar Kabur ke India
Polisi Myanmar. (Foto: Reuters).
Advertisement . Scroll to see content

YANGON, iNews.id - Ratusan polisi Myanmar yang membelot dari pemerintahan junta militer melarikan diri ke permukiman pegunungan terpencil di timur laut India. Pelarian mereka diduga dibantu jaringan aktivis dan sukarelawan rahasia.

Para polisi yang membelot melarikan diri menggunakan mobil, sepeda motor, bahkan banyak juga yang berjalan kaki melalui hutan dipandu oleh kelompok sukarelawan di kedua sisi perbatasan Myanmar-India. Menurut laporan yang diterima Reuters, sedikitnya ada 10 orang yang membantu para pembelot dalam jaringan rahasia itu.

Aktivis dan penduduk lokal menyediakan makanan serta tempat berlindung di rumah yang aman bagi polisi atau penduduk Myanmar yang tiba di India. Beberapa polisi mengatakan, mereka melarikan diri karena takut dianiaya setelah menolak perintah junta militer untuk menembak demonstran.

Anggota parlemen India K. Vanlalvena mengatakan, lebih dari 1.000 orang yang melarikan diri dari kekerasan di Myanmar dan menyeberang ke negara bagian Mizoram di India sejak akhir Februari lalu. Itu termasuk sekitar 280 polisi Myanmar dan puluhan personel pemadam kebakaran.

“Ini masalah hidup dan mati,” kata Puia, aktivis berusia 29 tahun yang telah membantu setiap orang datang dari Myanmar di kota Champhai di Mizoram timur, dikutip Reuters, Jumat (26/3/2021).

Alat yang digunakan oleh anggota jaringan sederhana itu berupa aplikasi pesan media sosial, kartu SIM ponsel dari kedua negara, kendaraan jeep dan menguasai rute penyelundupan di sepanjang Sungai Tiau yang memisahkan India dan Myanmar.

Para polisi yang membelot tidak ingin disebutkan namanya karena takut dipenjara oleh otoritas Myanmar jika ketahuan melarikan diri. Mereka tidak ingin mematuhi perintah junta militer untuk menembak warga sipil, yang jumlahnya lebih dari 280 orang tewas di negara tersebut sejak kudeta 1 Februari.

Editor: Kurnia Illahi

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut