Tragedi MH370, Air Traffic Control Bandara Kuala Lumpur dalam Bidikan
KUALA LUMPUR, iNews.id - Setelah merilis hasil penyelidikan hilangnya pesawat Malaysia Airlines MH370 pada 30 Juli 2018, kementerian perhubungan menindaklanjutinya dengan menindak pihak yang dianggap bertanggung jawab atas tragedi ini.
Air traffic control Bandara Internasional Kuala Lumpur (KLIA) merupakan pihak yang menjadi sorotan terkait dugaan kesalahan prosedur sehingga menyebabkan pesawat Boeing 777 itu ke luar dari rute seharusnya.
Pesawat yang mengangkut 239 penumpang dan kru itu terbang dari Kuala Lumpur seharusnya menuju Beijing, China, namun mengarah ke Samudera Hindia.
Menteri Perhubungan Anthony Loke Siew mengatakan, pihaknya membentuk komite internal untuk menentukan tindakan yang akan dijatuhkan kepada air traffic control KLIA.
"Isi laporan MH370 menyatakan ada pelanggaran standar operasional prosedur, jadi tindakan harus diambil. Tapi, ini akan rumit, karena pada saat itu air traffic control berada di bawah Departemen Penerbangan Sipil (DCA), tapi sekarang mereka di bawah Otoritas Penerbangan Sipil Malaysia (CAAM)," kata Anthony, dikutip dari The Straits Times, Rabu (1/8/2018).
"Kami akan menunggu rekomendasi dari tim internal sebelum mengambil tindakan," katanya, menambahkan.
Terkait laporan itu, Kepala CAAM Azharuddin Abd Rahman mengundurkan diri kemarin. Dia tak menampik alasannya mundur terkait hasil penyelidikan MH370, meskipun hal itu tak ada hubungan dengan badan yang dipimpinnya.
"Meskipun laporan tersebut tidak menyatakan bahwa kecelakaan ini disebabkan oleh Departemen Penerbangan Sipil, ada beberapa temuan yang sangat jelas berkaitan dengan operasi di pusat pengendalian lalu lintas udara Kuala Lumpur, di mana dinyatakan kontrol lalu lintas udara tidak sesuai dengan standar operasional prosedur tertentu," katanya.
Hasil penyelidikan setebal 449 halaman itu juga dikritik keluarga korban karena tidak menyajikan informasi baru. Mereka awalnya berharap ada kepastian penyebab hilangnya pesawat, namun sampai hasil ini dirilis, tragedi MH370 masih menjadi misteri.
Pesawat MH370 hilang pada 8 Maret 2014. Selama empat tahun pencarian hanya tiga bagian pesawat yang ditemukan di Samudera Hindia, di antaranya dua sayap bagian belakang.
Editor: Anton Suhartono