Trump Akui Paksa Netanyahu Tunda Serang Iran: Tidak Patut!
WASHINGTON, iNews.id - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump membenarkan dirinya memperingatkan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu untuk tidak menyerang Iran saat ini. Sebelumnya surat kabar AS, Wall Street Journal (WSJ), melaporkan Trump memperingatkan Netanyahu untuk tidak mengganggu negosiasi nuklir antara negaranya dengan Iran yang sedang berlangsung saat ini.
Trump mengatakan Israel harus menunda rencana serangan terhadap Iran guna memberinya lebih banyak waktu untuk mendorong kesepakatan nuklir baru yang saat ini sedang berlangsung di Oman dan Italia. Perundingan nuklir antara AS dan Iran memasuki putaran keenam.
"(Serangan) Tidak patut dilakukan saat ini karena kami sudah sangat mendekati solusi," kata Trump, kepada wartawan di Gedung Putih, seperti dikutip dari Al Jazeera, Kamis (29/5/2025).
Kesepakatan Nuklir AS-Iran
Dua sumber resmi pejabat Iran mengatakan kepada Reuters, hasil perkembangan negosiasi yang sedang berlangsung. Iran bersedia menghentikan pengayaan uranium jika AS mencairkan dana Iran yang dibekukan. Selain itu AS harus tetap menghormati hak Iran dalam memurnikan uranium untuk penggunaan sipil berdasarkan kesepakatan politik. Ini bisa mengarah pada kesepakatan nuklir lebih luas.
Sumber tersebut melanjutkan, kesepakatan politik bisa segera dicapai jika AS menerima persyaratan dari Iran.
Jika disepakati, Iran akan menghentikan pengayaan uranium selama satu tahun.
Perkembangan terbaru ini terungkap saat kepala kelompok pengawas atom PBB Rafael Mariano Grossi mengatakan, juri belum bisa memastikan hasil negosiasi nuklir AS dan Iran. Namun Grossi menggambarkan negosiasi yang sedang berlangsung sebagai pertanda baik.
"Saya kira ini merupakan indikasi kemauan untuk mencapai kesepakatan. Saya kira itu (kesepakatan) merupakan sesuatu yang mungkin (dicapai)," katanya.
Sebelumnya informasi intelijen AS mengungkap, Netanyahu akan membombardir fasilitas nuklir Iran, dengan atau tanpa persetujuan AS. Namun Iran merespons dengan keras akan membalas serangan itu.
Editor: Anton Suhartono