Trump Ancam Beri Sanksi Turki, Erdogan Sebut AS Bermental Zionis
ANKARA, iNews.id - Presiden Recep Tayyip Erdogan menegaskan Turki tak akan menyerah kepada Amerika Serikat (AS) terkait penahanan pendeta Andrew Brunson. Bahkan, Erdogan menyebut AS sebagai negara bermental zionis.
Sebelumnya, Presiden Donald Trump dan Wakil Presiden Mike Pence mengancam akan memberlakukan sanksi yang menyakitkan kepada Turki, jika tidak membebaskan Brunson.
Pemimpin gereja Protestan di Kota Izmir, Provinsi Aegean, itu menjadi sorotan di tengah pusaran konflik diplomatik kedua negara. Ini bukan satu-satunya pemicu yang membuat hubungan Turki-AS memburuk, tapi ada juga isu Kurdi serta aktor kudeta Fethullah Gulen yang kini berada di AS.
Sebenarnya Turki sudah melunak dengan memberlakukan tahanan rumah kepada Brunson pada pekan lalu, setelah dipenjara dua tahun. Namun kondisinya bukan membaik, justru memicu krisis lebih dalam. Pasalnya, AS ngotot mendesak Turki membebaskannya.
"Kami tidak akan memberikan penghargaan apa pun atas bahasa ancaman itu," kata Erdogan, mengacu pada ancaman sanksi dari Trump, dikutip dari AFP.
"Tidak mungkin bagi kami untuk menerima bahwa Amerika bangkit, terutama dengan seorang penginjil, bermental Zionis, serta menggunakan bahasa penuh ancaman semacam ini," ujarnya.
Sebelumnya, Pence menyebut Brunson sebagai korban persekusi agama. Namun Erdogan membantahnya, Turki tak punya masalah sedikit pun dengan kelompok agama minoritas.
Burson menghadapi hukuman penjara 35 tahun jika terbukti bersalah atas tuduhan bertindak atas nama dua kelompok yang dicap sebagai teroris oleh Turki, yakni gerakan yang dipimpin Gulen dan Partai Pekerja Kurdistan (PKK). Dia juga dituduh melakukan mata-mata untuk tujuan politik atau militer.
Brunson menolak semua tuduhan dan para pejabat AS mengamininya.
Pada Selasa lalu, pengadilan menolak petisi dari pengacara Brunson yang meminta kliennya dibebaskan. Sidang berikutnya akan digelar pada 12 Oktober.
Editor: Anton Suhartono