Trump Ancam Hentikan Operasi Militer AS di Seluruh Dunia
WASHINGTON, iNews.id - Presiden Donald Trump berniat menghentikan operasi militer di dunia, terutama di wilayah-wilayah di mana Amerika Serikat (AS) tak menerima bantuan keuangan dan militer yang memadai dari negara-negara maju lainnya.
"Perang tak berujung, terutama yang berjuang karena kesalahan penilaian yang dibuat bertahun-tahun lalu, dan di mana kita menerima sedikit bantuan keuangan atau militer dari negara-negara kaya yang sangat diuntungkan dari apa yang kita lakukan, pada akhirnya akan sampai pada akhir yang mulia"! cuit Trump, seperti dilaporkan Sputnik, Selasa (8/1/2019).
Pernyataan itu muncul setelah pengumuman penarikan yang dibuat Trump pada Desember lalu, saat dia memutuskan untuk menarik sekitar 2.000 tentara AS yang dikerahkan di Suriah, setelah mengklaim kekalahan kelompok teroris ISIS di negara itu.
Trump juga menyatakan bahwa pasukan AS akan meninggalkan Suriah, sementara pada saat yang sama akan terus memerangi ISIS.
Meskipun koalisi yang dipimpin AS sudah mengakhiri kekuasaan ISIS atas sebagian besar wilayah Suriah, sejumlah teroris tetap berada di wilayah itu, sebagaimana dibuktikan oleh lebih dari 450 serangan terhadap ISIS oleh koalisi dalam dua pekan pertama tahun ini.
Sejak 2014, koalisi lebih dari 70 negara pimpinan AS melakukan operasi militer terhadap kelompok teroris Daesh atau ISIS di Suriah dan Irak. Operasi koalisi di Irak dilakukan bekerja sama dengan Pemerintah Irak, namun operasi di Suriah belum diotorisasi oleh Pemerintah Suriah atau Dewan Keamanan PBB.
Diperkirakan, ada 2.000 tentara AS di negara itu, bersama dengan oposisi Pasukan Demokratik Suriah, menguasai wilayah di timur dan timur laut negara itu, yang kaya akan sumber daya alam.
Terkait dengan penarikan pasukan AS, Trump sebelumnya mengatakan bahwa penarikan itu tidak akan rampung dalam waktu cepat.
"Kami menarik kembali pasukan di Suriah. Kami akan memindahkan pasukan kami. Saya tidak pernah mengatakan kami akan melakukannya dengan cepat," kata Trump.
Dia juga mengatakan, masih banyak pihak yang bersedia untuk memerangi ISIS di Suriah, sepeti Iran, Rusia, dan Turki. Iran dan Rusia, sebut Trump, bahkan lebih membenci dan memiliki keinginan lebih besar untuk menghancurkan ISIS dibandingkan AS.
Editor: Nathania Riris Michico