Trump: AS Bukan Kamp Migran dan Fasilitas Penampungan Pengungsi
WASHINGTON, iNews.id - Presiden Donald Trump menegaskan Amerika Serikat (AS) tidak akan menjadi kamp migran. Hal itu dia ungkapkan di tengah tekanan yang meningkat terkait kebijakan yang menyebabkan ribuan anak terpisah dari keluarga di perbatasan selatan Amerika.
"Amerika Serikat tidak akan menjadi kamp migran, dan itu tidak akan menjadi fasilitas penampungan pengungsi," kata Trump di Gedung Putih, seperti dilaporkan AFP, Selasa (19/6/2018).
Merujuk pada masalah imigrasi yang terjadi di Eropa, dia kembali menegaskan tidak akan menoleransi para migran 'berkeliaran' di negaranya.
"Anda melihat apa yang terjadi di Eropa, Anda melihat apa yang terjadi di tempat lain, kita tidak bisa membiarkan itu terjadi di Amerika Serikat. Tidak di penglihatan saya," tegas Trump.
Pejabat pemerintahan menyebut kebijakan tanpa toleransi tersebut diterapkan terhadap pelintas batas tidak sah dan anak-anak ditahan dalam kondisi manusiawi. Namun, kritik terus berkembang dari kelompok-kelompok hak asasi manusia dan dari dalam Partai Republik presiden sendiri.
Terkait ribuan anak yang terpisah dari keluarganya, Trump mengaku ingin hal itu berakhir namun menolak bertanggung jawab dan menyalahkan Demokrat, partai minoritas di Kongres. Trump menuding Demokrat memblokir undang-undang soal imigrasi ilegal.
Diberitakan sebelumnya, kebijakan migran pemerintahan Trump menyebabkan 2000 anak terpisah dari orang tua mereka di perbatasan AS-Meksiko selama enam pekan terakhir. Para orang dewasa yang mencoba menyeberangi perbatasan, yang bermaksud mencari suaka, ditahan dan menghadapi tuntutan pidana atas tuduhan masuk AS secara ilegal.
Akibatnya, ratusan anak di bawah umur kini ditempatkan di pusat-pusat penahanan, dan dijauhkan dari orangtua mereka. Kebijakan ini dikecam kelompok-kelompok hak asasi manusia.
Menurut laporan, penahanan anak-anak termasuk bayi dan balita itu, mengakibatkan banyak rumah penampungan dan panti asuhan kehabisan ruangan.
Editor: Nathania Riris Michico