Trump Bakal Tuntut Google jika Menang Pilpres AS, Kenapa?
WASHINGTON, iNews.id - Capres Amerika Serikat (AS) dari Partai Republik Donald Trump mengancam akan menuntut Google jika terpilih sebagai presiden dalam Pilpres AS 2024. Dia menuduh perusahaan raksasa teknologi itu memanipulasi hasil pencarian sehingga menguntungkan pesaingnya dari Partai Demokrat, Kamala Harris.
Dalam posting-an di media sosial Truth Social, Trump menuduh Google lebih menonjolkan cerita-cerita negatif tentang dirinya. Sebaliknya, berita-berita tentang Harris justru positif dalam mesin pencarian.
Presiden ke-45 AS itu tidak mengutip undang-undang yang akan menjerat Google. Hanya saja dia memperingatkan akan memerintahkan Departemen Kehakiman AS untuk menuntut Google atas tuduhan campur tangan secara terang-terangan dalam pilpres.
"Ini adalah aktivitas ilegal. Saya akan meminta mereka dituntut, pada tingkat paling tinggi, jika saya memenangkan pipres dan menjadi Presiden Amerika Serikat," kata Trump, dikutip dari Anadolu, Minggu (29/9/2024).
Pernyataan Trump tersebut tampaknya terkait dengan studi yang dilakukan Media Research Center, seperti dilaporkan USA Today. Disebutkan algoritma pencarian Google secara tidak proporsional menguntungkan Harris ketimbang Trump.
Studi tersebut difokuskan pada pencarian pada 6 September 2024 untuk kata kunci “Donald Trump presidential race 2024” atau pemilihan presiden Donald Trump 2024.
Dari hasil pencarian, tujuh artikel dari yang muncul berasal dari media yang condong ke kiri, seperti New York Times dan Politico. Setelah itu baru muncul situs web kampanye Trump.
Google membantah tuduhan ini. Seorang juru bicara perusahaan mengatakan hasil pencarian mencerminkan konten yang terus berubah di web dan tidak dimanipulasi untuk menguntungkan kandidat mana pun.
Dia menjelaskan studi Media Research Center meneliti satu istilah pencarian pada satu hari tertentu. Saat survei dilakukan pencarian untuk kampanye Trump dan Harris memang tak berada di peringkat teratas.
Editor: Anton Suhartono