Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Putin Tanggapi Serius Rencana Amerika Uji Coba Senjata Nuklir
Advertisement . Scroll to see content

Trump Banggakan Kekuatan Laut AS Terbaik di Dunia tapi Takut Gagal Raih Nobel Perdamaian

Sabtu, 01 November 2025 - 14:13:00 WIB
Trump Banggakan Kekuatan Laut AS Terbaik di Dunia tapi Takut Gagal Raih Nobel Perdamaian
Donald Trump kembali mencuri perhatian dunia lewat pernyataannya yang berapi-api tentang kekuatan militer negaranya (Foto: AP)
Advertisement . Scroll to see content

WASHINGTON, iNews.id - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump kembali mencuri perhatian dunia lewat pernyataannya yang berapi-api tentang kekuatan militer negaranya.

Dalam pidatonya di hadapan para pelaut dan marinir di kapal induk USS George Washington yang bersandar di Jepang belum lama ini, Trump dengan percaya diri menyebut tak ada kekuatan maritim di dunia yang bisa menandingi Angkatan Laut AS.

Namun, sesaat kemudian, Trump tampak menyadari bahwa ucapannya yang penuh nada militeristik itu bisa merusak citra dirinya sebagai calon penerima Hadiah Nobel Perdamaian 2026, yang tengah ramai dibicarakan.

“Tidak ada musuh yang akan pernah bermimpi mengancam Angkatan Laut Amerika. Tidak ada angkatan laut yang mendekati kekuatan kita,” kata Trump, dalam pidato yang dikutip dari Sputnik.

“Kalaupun ada yang mencoba, kami siap menghancurkan dan menenggelamkannya hingga tak berbekas,” ujarnya, melanjutkan.

Pernyataan tersebut kontan memicu beragam reaksi di Washington dan dunia internasional. Para pengamat menilai Trump kembali menampilkan kontradiksi klasik dalam dirinya, seorang presiden yang di satu sisi ingin dikenang sebagai simbol perdamaian, namun di sisi lain sering melontarkan retorika penuh ancaman militer.

Antara Kebanggaan Militer dan Cita-Cita Nobel

Trump diketahui beberapa kali menyinggung keinginannya untuk meraih Hadiah Nobel Perdamaian, terutama setelah dia mengklaim berperan dalam gencatan senjata di Timur Tengah dan perundingan dagang global. Namun, pernyataannya di Jepang dianggap mengurangi peluang tersebut.

“Trump berusaha menunjukkan kekuatan, tapi di saat bersamaan justru memperkuat citra bahwa dia adalah presiden paling agresif sejak era George W Bush,” ujar pengamat politik dari Georgetown University, Michael Treadwell.

Beberapa diplomat Eropa juga menilai gaya Trump yang terlalu keras bisa merusak posisi diplomatik AS, terutama ketika Washington sedang mencoba menengahi konflik Ukraina dan memperbaiki hubungan dengan Korea Utara.

Konteks Global: Sindiran untuk Rusia dan China

Pidato Trump di kapal induk yang bersandar di Jepang juga dinilai sebagai pesan terselubung bagi Rusia dan China, dua negara yang belakangan memperkuat kekuatan lautnya.

Rusia baru saja mengumumkan keberhasilan uji coba rudal jelajah bertenaga nuklir Burevestnik, yang diklaim memiliki jangkauan hampir tak terbatas. Sementara itu, China terus memperluas armada lautnya di Laut China Selatan dan membangun pangkalan militer baru di kawasan Pasifik.

Trump sempat mengecam uji coba rudal Rusia itu dengan menyebutnya sebagai tindakan “tidak pantas” dan “tidak perlu.” 

Dia mengatakan, seharusnya Moskow memikirkan cara mengakhiri perang Ukraina ketimbang membuat senjata baru.

“Pernyataan Trump tentang kekuatan laut bisa dibaca sebagai peringatan simbolik kepada Rusia dan China bahwa dominasi maritim global masih dipegang AS,” kata analis militer dari Naval War College, Dennis Jacobs.

Armada Terkuat di Dunia

Klaim Trump tentang supremasi Angkatan Laut AS tidak sepenuhnya tanpa dasar. Menurut data Global Firepower 2025, Amerika Serikat memiliki hampir 500 kapal perang aktif, termasuk 11 kapal induk kelas Nimitz dan Ford, jumlah yang tidak dimiliki negara mana pun di dunia.

Sebagai perbandingan, China baru memiliki tiga kapal induk aktif, sedangkan Rusia hanya satu. Selain itu, armada kapal selam nuklir AS masih menjadi yang paling modern dan tersebar di lebih dari 10 pangkalan utama di dunia, termasuk di Guam dan Yokosuka, Jepang.

Kapal induk USS George Washington sendiri menjadi simbol kekuatan Amerika di Asia Pasifik. Dengan panjang 333 meter dan berat 104.000 ton, kapal ini mampu membawa lebih dari 90 pesawat tempur dan ribuan prajurit siap tempur.

Antara Kekuasaan dan Penghargaan

Meski disambut tepuk tangan meriah dari para marinir, Trump tampak sempat melontarkan gurauan soal peluangnya meraih Nobel Perdamaian.

“Saya seharusnya berhati-hati bicara. Setelah ini, mungkin mereka akan mencoret saya dari daftar calon Nobel,” katanya sambil tersenyum.

Candaan itu mencerminkan pergolakan internal Trump, antara naluri pemimpin yang ingin menegaskan dominasi global, dan keinginan pribadi untuk dikenang sebagai tokoh yang membawa stabilitas dunia.

Namun, bagi sebagian analis, gaya Trump yang “keras tapi ingin damai” adalah ciri khas politik luar negeri AS era modern: mendominasi lewat kekuatan, sambil mengklaim membawa perdamaian.

Editor: Anton Suhartono

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut