Trump Bantah Putrinya Gantikan Nikki Haley Jadi Dubes AS untuk PBB

WASHINGTON, iNews.id - Nikki Haley mengundurkan diri sebagai duta besar Amerika Serikat (AS) untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Selasa (9/10/2018). Beredar kabar posisi Haley akan digantikan oleh Ivanka Trump, yang merupakan putri Presiden Donald Trump.

Trump membantah telah menunjuk Ivanka untuk menggantikan Haley. Namun, dia melontarkan pujian untuk putrinya.

Baca Juga

Media Asing Soroti Keputusan Indonesia Nobatkan Soeharto sebagai Pahlawan Nasional

"Saya mendengar betapa bagusnya Ivanka," ujar Trump di Gedung Putih, seperti dilaporkan CNN, Rabu (10/10/2018).

Trump menyebut, dia akan dituduh nepotisme jika menunjuk Ivanka menjadi dubes AS untuk PBB.

Baca Juga

PM Israel Gelar Perayaan Jelang Pembukaan Kedubes AS di Yerusalem

"Ivanka akan menjadi 'dinamit', tapi saya akan dituduh nepotisme jika Anda bisa mempercayainya, kan?" ujar Trump.

Spekulasi Ivanka akan mengambil posisi tersebut merebak setelah Haley memujinya dan suaminya, Jared Kushner, dalam membahas pengunduran dirinya di Gedung Oval pada Selasa pagi.

Baca Juga

Helikopter Ditumpangi Ivanka Trump dan Suami Mati Mesin

Sebelumnya, Haley sudah meminta izin kepada Trump untuk mengundurkan diri. Trump menyebut, Haley ingin meluangkan waktunya untuk beristirahat.

"Dia (Haley) mengatakan kepada saya mungkin enam bulan yang lalu," kata Trump kepada wartawan.

Trump juga memuji Haley yang kerap menyuarakan kebijakan-kebijakan keras Pemerintah AS. Menurutnya, selama 18 bulan bekerja di PBB, Haley melakukan pekerjaan luar biasa untuk pemerintah dan AS.

"Dia telah melakukan pekerjaan luar biasa. Dia adalah orang yang fantastis, sangat penting," kata Trump.

"Dia melakukan pekerjaan yang fantastis dan kami telah melakukan pekerjaan fantastis bersama."

Haley menjadi wajah kebijakan Trump "America First" di PBB. Dia dengan gigih membela penarikan diri AS dari beberapa organisasi dan perjanjian internasional, termasuk perjanjian nuklir Iran 2015.
Dia juga gigih membela kebijakan garis keras AS terhadap Iran dan Korea Utara atas program nuklir mereka.

Editor: Nathania Riris Michico