Trump-Biden Saling Serang Soal Penanganan Covid-19 pada Debat Pertama
CLEVELAND, iNews.id - Capres Amerika Serikat 2020, Donald Trump dan Joe Biden, saling serang mengenai isu penanganan Covid-19 di Negeri Paman Sam. Biden menyalahkan kebijakan Trump, sebaliknya Trump mengungkit kinerja Biden saat pemerintahan Presiden Barack Obama.
Debat pertama Pilpres AS 2020 berlangsung di Health Health Education Campus of Case Western Reserve University, Cleveland, Ohio, Rabu (30/9/2020) pagi WIB. Penanganan Covid-19 merupakan salah satu isu 'panas' dalam debat kali ini.
Saat moderator Chris Wallace melontarkan pertanyaan mengenai penanganan pandemi kepada dua capres, Biden menyoroti jumlah orang Amerika Serikat yang meninggal atau terinfeksi Covid-19.
Amerika Serikat menjadi negara paling terdampak Covid-19, sejauh ini kasus infeksi di negara itu melebihi 7,21 juta dan angka kematian melebihi 206.000 orang.
"Ketika (dia) dihadapkan pada angka-angka itu, dia berkata 'ya memang seperti itu adanya'," ujar Biden.
"Presiden tidak punya rencana. Dia belum mengatur apapun. Dia tahu sejak Februari betapa serisunya ini," lanjutnya.
Biden kemudian mengungkit wawancara Trump dengan jurnalis Bob Woodward pada Februari lalu. Saat itu, Trump mengaku sengaja menyembunyikan ancaman Covid-19 yang sangat menular agar tidak menimbulkan kepanikan nasional.
"Dia meminta Anda jangan panik, tapi malah dia yang panik (sekarang)," tambahnya.
Trump merespons pernyataan politikus Partai Demokrat itu dengan mengungkit kembali rekam jejak Biden saat masih menjabat Wakil Presiden Barack Obama. Trump menyebut Biden punya sejarah buruk dalam menangani wabah Flu Babi yang menewaskan lebih dari 17.000 orang.
"Anda tidak akan pernah bisa melakukan pekerjaan yang kami lakukan," kata Trump.
Trump melanjutkan kesempatannya dengan mengungkap sejumlah langkah strategis dalam upaya mengatasi pandemi Covid-19 di dalam negeri.
"Kami memiliki pakaiannya (APD), kemi membuat masker, dan ventilator. Anda (saat itu) tidak membuat ventilator."
"Dan sekarang kita tinggal beberapa minggu lagi untuk mendapatkan vaksin. Kami sudah melakukan uji coba, dan akan ada lebih sedikit orang yang menderita," lanjutnya.
Editor: Arif Budiwinarto