Trump Kalah, Parlemen Taiwan Ragu Biden Akan Lanjutkan Perlawanan terhadap China
TAIPEI, iNews.id – Kekalahan Donald Trump di Pilpres AS 2020 membuat Parlemen Taiwan menyangsikan keberlanjutan dukungan Amerika terhadap negara itu dalam melawan China. Selama Trump memimpin AS, Taiwan memang mendapatkan dukungan yang kuat dari Amerika.
Namun, Pemerintah Taiwan berusaha meyakinkan parlemen bahwa Joe Biden bakal melanjutkan dukungan AS untuk negara pulau yang diklaim China itu, Senin (9/11/2020). Ketegangan antara Taiwan dan China meningkat secara dramatis sejak Trump menjabat presiden AS, empat tahun lalu.
China pertama kali murka gara-gara komunikasi via telepon antara Trump dan Presiden Taiwan, Tsai Ing Wen, tak lama setelah politikus Partai Republik itu memenangkan Pemilu AS 2016. Percakapan antara pemimpin kedua negara itu belum pernah terjadi sejak AS memutuskan hubungan formal dengan Taiwan pada 1979.
Kemarahan China semakin bertambah setelah adanya peningkatan penjualan senjata AS ke Taiwan, serta kunjungan dua pejabat tinggi Washington DC ke Taipei dalam beberapa bulan terakhir. Berbagai kebijakan itu membuat Trump menjadi sosok yang populer di kalangan masyarakat Taiwan.
China lantas merespons manuver AS itu dengan meningkatkan latihan militer di dekat Taiwan, termasuk menerbangkan jet-jet tempur di atas garis tengah Selat Taiwan yang sensitif. Aktivitas militer Beijing itu pun kian meningkatkan kekhawatiran akan konflik di kawasan.
Pada Senin ini, beberapa legislator di parlemen Taiwan menyatakan keprihatinan mereka tentang perubahan kebijakan Taiwan di bawah pemerintahan Biden. Beberapa di antara mereka menggambarkan Biden sebagai sosok yang “ramah” kepada China.
Sementara, sebagian politikus lainnya di Taipei mengingatkan kembali penentangan Biden terhadap RUU yang dibuat untuk memperkuat keamanan Taiwan pada 1999. Legislator dari Partai Progresif Demokratik yang berkuasa, Huang Shih Chieh mengatakan, perhatian utama mereka adalah apakah dukungan AS untuk Taiwan akan berubah setelah Biden menjabat.
“Kekhawatiran terbesar kami adalah bahwa dengan kepresidenan Biden dia dapat menyesuaikan kebijakannya,” kata Huang dikutip Reuters, Senin (9/11/2020).
Merespons pertanyaan itu, Kepala Dewan Taiwan untuk Urusan China Daratan, Chen Ming Tong, berulang kali meyakinkan anggota parlemen bahwa perubahan mendasar dalam dukungan AS untuk Taiwan tidak mungkin terjadi.
“Tidak perlu khawatir tentang perubahan kepemilikan di Gedung Putih. Meskipun mungkin ada beberapa perubahan dalam taktik Biden terhadap China, tidak akan ada perubahan dalam strategi China-nya,” ujarnya yakin.
Chen mencatat, di masa kepemimpinan Presiden Barack Obama—di mana Biden menjadi wakil presidennya— AS mendorong terbentuknya “Poros bagi Asia” untuk menantang kebangkitan China. Biden, kata dia, tidak mungkin menantang struktur geopolitik saat ini dari kebuntuan AS-China.
Menurut Chen, Amerika Serikat dan Taiwan memiliki nilai yang sama. “Melihat komentarnya (Biden) dan dukungan untuk Taiwan di masa lalu, kami dapat memercayai dia untuk terus memperkuat hubungan Taiwan-AS,” ucapnya.
Chen mengatakan, meski Biden secara umum dipandang ramah terhadap China, politikus gaek mantan wapres AS dua periode itu juga melontarkan banyak kritik tentang China. “Beberapa orang hanya melihat satu sisi cerita dan mengabaikan sisi lain,” tuturnya.
Editor: Ahmad Islamy Jamil