Trump Klaim Hamas Ikut Dukung Upaya Perdamaian, Sejarah Baru di Timur Tengah?
WASHINGTON, iNews.id - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump membuat klaim mengejutkan terkait upaya perdamaian di Timur Tengah. Dia menyebut Hamas kini ikut terlibat dalam proses diplomasi bersama negara-negara Arab, sesuatu yang dikatakannya belum pernah terjadi sebelumnya dalam sejarah.
“Semua pihak siap untuk sesuatu yang istimewa, untuk pertama kali. Kita akan mewujudkannya,” ujar Trump, melalui akun media sosial, Truth Social, dikutip Senin (29/9/2025).
Dalam pernyataan terpisah, Trump menegaskan bahwa dunia Arab sangat serius mendorong perdamaian, bahkan Hamas disebutnya ikut bergabung dalam inisiatif tersebut dan “sangat menghormatinya.”
“Dunia Arab menginginkan perdamaian, Israel menginginkan perdamaian, dan Bibi (Benjamin Netanyahu) juga menginginkan perdamaian,” kata Trump, kepada portal berita Axios.
21 Poin Rencana Perdamaian
Trump sebelumnya telah mempresentasikan proposal perdamaian yang terdiri dari 21 poin saat bertemu para pemimpin Arab dan Muslim di sela Sidang Umum PBB di New York pekan lalu. Isi proposal tersebut mencakup penghentian perang di Gaza, pembebasan sandera, hingga rehabilitasi wilayah Gaza di bawah pemerintahan baru yang tidak melibatkan Hamas.
Trump juga menegaskan tidak akan membiarkan Israel mencaplok Tepi Barat, sebuah langkah yang selama ini menjadi kekhawatiran utama negara-negara Arab.
Diplomasi Intensif
Upaya ini didukung utusan khusus Trump untuk Timur Tengah, Steve Witkoff, serta menantunya Jared Kushner. Keduanya telah bertemu Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu di New York pada Minggu (28/9/2025) untuk menjembatani perbedaan prinsip antara Washington dan Tel Aviv.
Hari ini, Trump dijadwalkan kembali bertemu Netanyahu guna membahas lebih rinci proposal tersebut.
Jika klaim Trump benar bahwa Hamas bersedia ikut dalam jalur diplomasi, hal ini bisa menjadi titik balik bersejarah. Pasalnya, selama ini kelompok perlawanan Palestina tersebut kerap diposisikan sebagai penghalang utama perdamaian oleh AS dan Israel.
Namun, banyak pengamat menilai masih terlalu dini menyebut keterlibatan Hamas sebagai konsensus nyata. Tantangan terbesar adalah bagaimana memastikan semua pihak, termasuk Israel dan dunia Arab, benar-benar berada di jalur yang sama menuju perdamaian.
Editor: Anton Suhartono