Trump Pimpin Dewan Perdamaian Gaza, Dibantu Mantan PM Inggris Tony Blair
WASHINGTON, iNews.id - Presiden Amerika Serikat (AS) akan memimpin lembaga yang disebut "Dewan Perdamaian" untuk memulihkan kondisi Jalur Gaza, termasuk pemerintahannya. Trump akan dibantu mantan Perdana Menteri Inggris Tony Blair.
Hal ini tertuang dalam 20 poin rencana perdamaian Jalur Gaza yang diumumkan Trump saat bertemu Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu di Gedung Putih, Senin (29/9/2025).
Gaza untuk sementara akan berada di bawah pemerintahan transisi berbentuk sebuah komite Palestina terdiri atas para teknokrat dan bukan dari kalangan politisi. Mereka bertanggung jawab atas penyelenggaraan layanan publik harian serta pemerintahan. Komite tersebut terdiri atas warga Palestina yang berkualifikasi serta pakar internasional yang diawasi dan disupervisi Dewan Perdamaian.
Dewan Perdamaian juga akan menetapkan kerangka kerja dan mengelola pendanaan untuk pembangunan kembali Gaza sampai Pemerintah Otoritas Palestina merampungkan reformasi diri.
"Komite ini akan terdiri atas warga Palestina yang berkualifikasi dan pakar internasional, dengan pengawasan dan supervisi oleh badan transisi internasional baru, "Dewan Perdamaian", yang akan dipimpin dan diketuai Presiden Donald J Trump, dengan anggota dan kepala negara lainnya yang akan diumumkan, termasuk mantan Perdana Menteri Inggris Tony Blair," bunyi poin rencana perdamaian Trump.
Badan tersebut akan menerapkan standar internasional terbaik untuk menciptakan pemerintahan modern dan efisien yang melayani rakyat Gaza dan kondusif untuk menarik investasi.
Hamas dan faksi-faksi lainnya sepakat untuk tidak memiliki peran apa pun dalam tata kelola Gaza, baik secara langsung maupun tidak langsung, atau dalam bentuk apa pun.
"Semua infrastruktur militer, teror, dan ofensif, termasuk terowongan dan fasilitas produksi senjata, akan dihancurkan dan tidak dibangun kembali," demikian penjelasan poin selanjutnya.
Gaza Baru akan berkomitmen penuh untuk membangun ekonomi yang sejahtera dan hidup berdampingan secara damai dengan negara-negara tetangga.
Editor: Anton Suhartono