WASHINGTON DC, iNews.id – Calon presiden AS dari Partai Republik, Donald Trump, mengaku tidak ada yang memperingatkannya tentang ancaman keamanan menjelang kampanyenya di Pennsylvania, pekan lalu. Padahal, pada waktu itu ada saksi yang melihat pelaku memanjat ke atap sebuah gedung.
Dalam upaya pembunuhan terhadap presiden ke-45 AS itu, seorang pemuda bernama Thomas Crooks (20) terlihat berada di atas atap sekitar 20 menit sebelum membidik Trump. Setelah melepaskan pelatuknya, peluru dari senjata pria itu mengenai telinga kanan Trump. Sementara salah satu peserta kampanye tewas dan dua lainnya terluka akibat penembakan itu.
PBB Kutuk Klaim Komandan Israel bahwa Garis Kuning adalah Perbatasan Baru Gaza
“Tidak ada yang menyebutkannya, tidak ada yang mengatakan ada masalah. (Jika ada yang mengatakannya) saya tentu akan menunggu selama 15 menit, mereka bisa saja mengatakan ‘mari kita tunggu selama 15 menit, 20 menit, 5 menit’, atau apalah. (Tapi) tidak ada yang mengatakan itu,” kata Trump kepada Fox News, Sabtu (20/7/2024).
“Saya pikir itu adalah sebuah kesalahan. Bagaimana seseorang (pelaku) bisa naik ke atap itu? Dan mengapa dia tidak dilaporkan?” ujarnya.
Donald Trump Sebut Kim Jong Un Merindukannya, Janji Lebih Bersahabat jika Jadi Presiden Lagi
The Washington Post pada akhir pekan ini melaporkan, para pejabat tinggi di Secret Service atau Dinas Rahasia AS berulang kali menolak permintaan petugas keamanan Trump untuk menambah tenaga dan peralatan sebelum percobaan pembunuhan tersebut. Dikatakan bahwa badan tersebut menolak permintaan itu dengan alasan kekurangan sumber daya.
Direktur Dinas Rahasia Kimberly Cheatle akan memberikan kesaksian di hadapan Komite Pengawasan DPR AS pada Senin (22/7/2024) besok untuk sidang terkait penembakan di acara kampanye Trump di Kota Butler, Pennsylvania, pekan lalu.
Thomas Crooks Unggah Pesan Sebelum Tembak Trump: 13 Juli Pertunjukan Pertama!
Editor: Ahmad Islamy Jamil
- Sumatra
- Jawa
- Kalimantan
- Sulawesi
- Papua
- Kepulauan Nusa Tenggara
- Kepulauan Maluku