Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Hubungan AS-Venezuela Memanas! Trump Sita Kapal Tanker Minyak
Advertisement . Scroll to see content

Trump Tarik Pasukan AS di Suriah: Picu Ketegangan Baru dengan Turki, ISIS Bakal Lahir Kembali?

Selasa, 08 Oktober 2019 - 10:32:00 WIB
Trump Tarik Pasukan AS di Suriah: Picu Ketegangan Baru dengan Turki, ISIS Bakal Lahir Kembali?
Presiden AS Donald Trump (kiri) dan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan (kanan). (FOTO: AFP)
Advertisement . Scroll to see content

WASHINGTON, iNews.id - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengancam bakal menghancurkan ekonomi Turki jika negara tersebut "melampaui batas" dalam melancarkan operasi militer ke Suriah.

Sebagaimana terungkap pada serangkaian cuitannya, Trump membela keputusannya untuk menarik pasukan AS dari bagian timur laut Suriah. Keputusan itu dikhawatirkan akan dimanfaatkan Turki untuk menyerang milisi Kurdi.

Keputusan Trump itu dianggap kelompok Kurdi sebagai pengkhianatan, mengingat milisi Kurdi adalah sekutu utama AS dalam mengalahkan ISIS di Suriah.

Berbagai kalangan juga mengritik keputusan Trump yang dinilai dapat membangkitkan kekuatan ISIS.

Setelah dihujani kritik, Trump mengunggah sederet cuitan. Dalam cuitan-cuitan itu, Trump memperingatkan Turki untuk tidak mengambil keuntungan dari keputusannya—yang bertentangan dengan nasihat para pejabat senior di Pentagon dan Departemen Luar Negeri AS.

Trump menekankan bahwa dirinya bisa menghancurkan dan memusnahkan ekonomi Turki.

Tahun lalu, AS meningkatkan bea masuk pada produk-produk Turki sekaligus menerapkan beragam sanksi terhadap sejumlah petinggi Turki.

Namun, setelah Trump berbincang dengan President Turki Recep Tayyip Erdogan, Gedung Putih sepakat menarik mundur pasukan AS di Suriah utara.

Trump berkata, "Sudah saatnya keluar dari perang tak berkesudahan yang mengada-ada ini, kebanyakan perang suku. Turki, Eropa, Suriah, Iran, Irak, Rusia, dan Kurdi harus menyelesaikan sendiri situasinya."

Kantor kepresidenan Turki menyatakan, Erdogan dan Trump sudah berbincang melalui telepon mengenai rencana Turki mendirikan "zona aman" di bagian timur laur Suriah.

Langkah itu dipandang perlu untuk memerangi teroris sekaligus menciptakan kondisi penting bagi kembalinya pengungsi Suriah ke negara asal mereka.

"Semua persiapan untuk operasi sudah rampung," cuit Kementerian Pertahanan Turki, seperti dilaporkan BBC, Selasa (8/10/2019).

Belakangan, juru bicara Pentagon, Jonathan Hoffman, mengatakan, "Departemen Pertahanan membuat jelas kepada Turki—dan kepada presiden—bahwa kami tidak mendukung operasi Turki di Suriah Utara."

Ketua Senat AS, Mitch McConnell, yang merupakan petinggi Partai Republik di Kongres AS, adalah salah seorang politikus yang mengritik keputusan penarikan pasukan AS dari Suriah.

"Menurutnya, penarikan pasukan AS dari Suriah hanya akan menguntungkan Rusia, Iran, dan rezim Assad."

McConnell juga mengatakan, mayoritas anggota Senat risau dengan ancaman ISIS di Suriah sehingga mereka mendukung keberadaan pasukan AS di sana.

"Kondisi yang menghasilkan keputusan bipartisan masih eksis hingga sekarang."

Lindsey Graham, senator Republik dan sekutu erat Trump, menyebut keputusan Trump "menuju bencana".

Graham menekankan dirinya akan mengajukan resolusi di Senat yang menentang keputusan itu dan menuntut agar keputusan ditarik.

Editor: Nathania Riris Michico

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut