Trump Tegaskan Pertemuan dengan Presiden Rouhani Bisa Terjadi di Sidang Umum PBB
WASHINGTON, iNews.id - Presiden Amerika Serikat Donald Trump kembali mengungkapkan rasa yakin bahwa pertemuannya dengan Presiden Iran Hassan Rouhani akan terwujud.
Kedua pemimpin tampaknya akan bertemu di sela Sidang Majelis Umum PBB yang akan berlangsung di New York pada akhir September.
"Itu (pertemuan) bisa terjadi, itu bisa terjadi. Tidak ada masalah dengan saya," kata Trump, di Gedung Putih, seperti dikutip dari Reuters, Selasa (10/9/2019).
(Foto: AFP)
Soal syarat yang disampaikan Rouhani bahwa AS harus mencabut sanksi terlebih dulu untuk bisa bertemu serta bantahan bahwa negara itu akan memproduksi senjata nuklir, Trump menilai Iran harus meluruskan masalah ini agar bisa keluar dari sanksi.
"Iran harus meluruskan, karena terus terang mereka berada dalam posisi yang sangat buruk sekarang," kata Trump.
Ketegangan kedua negara meningkat sejak AS memutuskan keluar dari kesepakatan nuklir tahun 2015 mulai Mei 2018. Setelah itu AS memberlakuan sanksi terbaru yang memukul perekonomian Iran.
Pekan lalu Trump mengatakan pertemuannya dengan Rouhani kemungkinan terjadi di Sidang Majelis Umum PBB.
"Tentu, segala sesuatu dapat terjadi. Mereka ingin dapat menyelesaikan masalah ini," kata Trump saat itu, seraya menambahkan Iran harus keluar dari inflasi yang disebabkan dampak sanksi ekonomi.
"Kita bisa menyelesaikannya dalam 24 jam," ujarnya meyakinkan.
Brian Hook, utusan khusus AS untuk Iran mengatakan, sanksi terhadap Iran bisa ditambh menjadi lebih banyak lagi. AS, kata dia, berkomitmen untuk memberikan tekanan maksimum.
Sementara itu, Rouhani pada Kamis pekan lalu mengatakan dalam sidang di parlemen bahwa pemerintahannya belum ada rencana bertemu dengan AS.
"Tidak ada keputusan yang pernah diambil untuk mengadakan pembicaraan dengan AS dan ada banyak tawaran untuk pembicaraan tapi jawaban kami akan selalu negatif," tuturnya.
Dia kembali pada sikap awal bahwa pembicaraan bisa berlangsung jika AS mencabut sanksi terlebih dulu. Iran juga mendorong pertemuan multilateral melibatkan negara lain yang ikut meneken kesepakatan nuklir tahun 2015 yakni Inggris, Prancis, Jerman, Rusia, dan China.
"Jika Amerika mencabut semua sanksi, seperti sebelumnya, maka dapat bergabung dalam pembicaraan multilateral antara Teheran dan pihak-pihak dalam kesepakatan 2015," ujarnya.
Editor: Anton Suhartono