Trump Tunjuk Negosiator Sandera O'Brien Jadi Penasihat Keamanan Nasional Baru

WASHINGTON, iNews.id - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menunjuk pemimpin dalam kasus penyanderaan, Robert O'Brien, untuk menggantikan John Bolton sebagai penasihat keamanan nasional. Bolton, penasihat keamanan bergaya hawkish, dipecat saat hubungan dengan Iran memasuki titik krisis baru.

Trump mengumumkan hal itu lewat Twitter, dan kemudian muncul bersama O'Brien di depan wartawan saat kunjungan ke California.

Baca Juga

Viral! Helikopter Rusia Jatuh Tewaskan 5 Orang: Ekor Patah, Masih Nekat Terbang lalu Hantam Rumah

Pekan lalu, Trump tiba-tiba memecat John Bolton, salah pendukungnya yang paling kuat yang menggunakan kekuatan militer AS di luar negeri; serta salah satu elang utama dalam pemerintahan AS di Iran.

O'Brien (53) hingga kini masih menjabat sebagai utusan Trump untuk situasi yang melibatkan sandera AS di luar negeri.

Dia masuk ke jabatan baru ini dengan dukungan dari Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo dan senior Partai Republik di Kongres.

Bolton, sebaliknya, adalah sosok yang sangat kontroversial di Washington. Nalurinya untuk kebijakan luar negeri yang agresif dan intervensionis bertentangan dengan sikap Trump yang lebih terisolasi.

"Bolton tidak bergaul dengan orang-orang di pemerintahan yang saya anggap sangat penting, dan tidak sejalan dengan apa yang kami lakukan," kata Trump, seperti dilaporkan AFP, Kamis (19/9/2019).

O'Brien, yang akan menjadi penasihat keamanan nasional keempat dalam masa jabatan pertama Trump yang penuh gejolak, tampaknya tidak memiliki masalah itu.

"Saya pikir kita memiliki chemistry yang sangat baik bersama-sama," ujar Trump.

Penujukkan O'Brien ini tepat saat Trump mendapat tekanan dari beberapa pihak di AS untuk berperang dengan Iran sebagai balasan atas serangan terhadap fasilitas minyak di Arab Saudi akhir pekan lalu yang dituduhkan kepada Teheran.

Beberapa saat sebelum menunjuk O'Brien sebagai penasihat barunya, Trump mengumumkan sedang memerintahkan "secara substansial" peningkatan sanksi terhadap Iran, yang sudah melunak di bawah tekanan ekonomi AS.

Editor: Nathania Riris Michico