Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Rusia Sindir AS: Rudal Burevestnik dan Poseidon Bukan Uji Coba Nuklir, Pemahaman Dangkal!
Advertisement . Scroll to see content

Trump: Upaya Saudi Tutupi Pembunuhan Khashoggi Terburuk dalam Sejarah

Rabu, 24 Oktober 2018 - 09:01:00 WIB
Trump: Upaya Saudi Tutupi Pembunuhan Khashoggi Terburuk dalam Sejarah
Presiden AS Donald Trump. (Foto: AFP)
Advertisement . Scroll to see content

WASHINGTON, iNews.id - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengatakan upaya Saudi menutupi operasi pembunuhan jurnalis Jamal Khashoggi merupakan salah satu yang terburuk dalam sejarah. Trump menyebut pihak yang mengorganisir rencana pembunuhan itu akan berada dalam masalah besar.

"Mereka memiliki konsep asli yang sangat buruk, itu dilakukan dengan buruk dan upaya menutup-nutupinya adalah yang terburuk dalam sejarah," kata Trump, seperti dilaporkan BBC, Rabu (24/10/2018).

"Karena siapa pun yang memikirkan gagasan itu, saya pikir dia sedang dalam masalah besar. Dan mereka pasti dalam masalah besar."

Secara terpisah, Menlu AS Mike Pompeo mengatakan AS akan menghukum mereka yang terlibat dalam kematian Khashoggi.

"Kita akan menghukum mereka yang bertanggung jawab," ujarnya.

Saudi memberikan laporan yang bertentangan dengan apa yang terjadi pada Khashoggi, seorang warga AS sekaligus kontributor The Washington Post. Setelah dua pekan bersikeras menyebut Khashoggi masih hidup, pihak berwenang akhirnya mengaku pria 59 tahun itu terbunuh dalam operasi kejahatan saat mengunjungi konsulat Saudi di Istanbul.

"Kami menyatakan dengan sangat jelas Amerika Serikat tidak mentolerir tindakan kejam ini untuk membungkam Khashoggi, seorang wartawan, melalui kekerasan," kata Pompeo.

Ketika ditanya apakah AS akan menerima penjelasan Pangeran Mahkota Saudi Mohammed bin Salman tentang insiden itu, Pompeo mengatakan, "Kami akan menerima apa yang Amerika ketahui."

"Kami memiliki orang-orang yang bekerja di seluruh dunia untuk menyatukan pemahaman kami sendiri. Kami harus mengembangkan data-data kami sendiri. Kami akan mempelajari fakta-fakta itu sendiri."

Sebelumnya pada Selasa (23/10/2018), Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengatakan kepada anggota parlemen dari partai yang berkuasa bahwa pembunuhan jurnalis Jamal Khashoggi direncanakan beberapa hari sebelumnya.

Dia mengatakan Turki memiliki bukti kuat Khashoggi tewas dalam pembunuhan terencana dan "biadab" di konsulat di Istanbul pada 2 Oktober.

Dia juga menyerukan para tersangka untuk diadili di Istanbul.

Pernyataan Erdogan bertepatan dengan dimulainya konferensi investasi di Saudi yang dibayangi oleh kasus Khashoggi. Puluhan pemimpin pemerintah dan bisnis telah menarik diri dari forum tersebut, namun Putra Mahkota Mohammed bin Salman muncul di acara itu pada Selasa.

Editor: Nathania Riris Michico

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut