Trump Yakin Putin Tak Serang Ukraina Lagi Setelah Kesepakatan Damai
WASHINGTON, iNews.id - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengungkapkan keyakinannya bahwa Rusia tidak akan menyerang Ukraina lagi setelah tercapainya kesepakatan damai.
Menurut dia, perjanjian gencatan senjata yang sudah dibicarakan bersama pihak terkait menjadi titik penting untuk menghentikan perang yang berlangsung sejak Februari 2022. Pembicaraan untuk mewujudkan itu masih berlangsung.
Trump menilai, komitmen keamanan dari AS dan Eropa terhadap Ukraina akan membuat Rusia berpikir ulang untuk menyerang, di samping komitmen-komitmen lain yang akan disepakati kedua pihak. Dia yakin setelah perjanjian damai diteken, Putin tidak akan lagi mengerahkan kekuatan militernya.
“Jika kesepakatan dicapai, saya kira Rusia sudah memahaminya. Mereka semua sudah memahaminya, dan untuk jangka waktu yang sangat lama, saya rasa tidak akan ada masalah (serangan),” kata Trump, kepada Fox News, dikutip Rabu (20/8/2025).
Dia kembali mengulangi pernyataannya bahwa perang ini seharusnya tidak pernah terjadi. Ukraina seharusnya berpikir ulang sejak awal konsekuensi dari perang melawan negara besar.
"Tidak seharusnya perang ini terjadi. Anda tidak bisa menghadapi negara yang 10 kali lebih kuat dari Anda,” ujarnya.
Trump sebelumnya telah memastikan AS tetap akan memberikan jaminan keamanan kepada Ukraina, meski bukan dalam bentuk pengerahan pasukan ke garis depan. Dia menegaskan dukungan itu berupa perlindungan udara, karena AS memiliki keunggulan dalam kekuatan militer di sektor tersebut.
“Kami bersedia membantu mereka (Ukraina) dalam berbagai hal, terutama jika kita berbicara tentang bantuan udara, karena tidak ada yang memiliki dukungan seperti yang kami miliki,” katanya.
Kesepakatan tersebut juga melibatkan aspek pertahanan Ukraina. Usai bertemu Trump di Gedung Putih pada Senin (18/8/2025), Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky berkomitmen membeli senjata dari AS senilai 100 miliar dolar, dengan bantuan dana dari Eropa. Langkah itu ternyata bagian dari jaminan keamanan AS terhadap Ukraina.
Editor: Anton Suhartono