Tuntutan Tak Kunjung Dipenuhi Pemerintah, Kelompok Islam Terlarang Pakistan Gerudug Ibu Kota
ISLAMABAD, iNews.id - Kelompok Islam terlarang di Pakistan bersiap menuju Ibu Kota Islamabad untuk berdemo. Sementara itu pihak keamanan mengerahkan kekuatan penuh untuk mencegah demonstran mencapai ibu kota.
Ribuan anggota kelompok terlarang Tehrik-e-Labaik Pakitan (TLP) telah berkumpul pada Kamis (28/10/2021) untuk menuju Islamabad pada Jumat (29/10/2021). Mereka akan menyampaikan tuntutan pembebasan pemimpin TLP dan pengusiran Duta Besar Prancis dari Pakistan.
"Kami telah mulai berbaris menuju Islamabad, polisi telah membarikade jalan, tetapi kami akan menyingkirkan mereka," kata juru bicara TLP kepada Reuters.
Sementara itu Menteri Penerangan Pakistan mengatakan mereka akan diperlakukan dengan kekuatan penuh sebagai kelompok militan. Mereka tidak diizinkan memasuki ibu kota.
Saat ini, kotak-kotak kontainer pengiriman telah dipasang untuk memblokir jalan.
"Polisi dari tiga distrik telah dipanggil sementara rangers dalam keadaan siaga," kata seorang pejabat senior polisi kepada Reuters yang meminta namanya tidak disebutkan.
Ranger yang dimaksud merujuk pada pasukan paramiliter yang diminta pemerintah untuk membantu menahan para pengunjuk rasa.
Sumber dari pemerintah mengatakan, sebuah tim sedang bernegosiasi dengan TLP yang diwakili oleh pimpinannya, Saad Rizvi, dari sebuah penjara di Lahore. Pembicaraan itu dikonfirmasi oleh TLP.
"Pemerintah memulai putaran pembicaraan lain dengan TLP. Saad Rizvi dan dua pemimpin lain berpartisipasi dalam pembicaraan," kata juru bicara TLP.
Selain menuntut pembebasan pemimpin mereka, Saad Rizvi, para anggota TLP menyerukan pengusiran duta besar Prancis atas penerbitan serangkaian karikatur yang menggambarkan Nabi Muhammad oleh majalah satir Prancis.
Ini merupakan kampanye protes ketiga kelompok itu di seluruh negeri sejak 2017 atas karikatur yang dianggap sangat menghina umat Islam.
Bentrokan pada Rabu (27/10/2021) malam menewaskan sekitar empat petugas polisi dan beberapa anggota TLP. Sementara itu puluhan orang lainnya luka-luka.
Editor: Umaya Khusniah