Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Tanggapan Santai Rusia Setelah Menguji Coba Rudal Bertenaga Nuklir Burevestnik
Advertisement . Scroll to see content

Turki Bisa Lanjutkan Pembicaraan Damai dengan Yunani tapi Ada Syaratnya

Senin, 21 September 2020 - 02:05:00 WIB
Turki Bisa Lanjutkan Pembicaraan Damai dengan Yunani tapi Ada Syaratnya
Kapal eksplorasi milik Turki, Oruc Reis, di perairan Mediterania yang disengketakan dengan Turki. (foto: ist)
Advertisement . Scroll to see content

ISTANBUL, iNews.id - Pemerintah Turki menyatakan pembicaraan damai mengenai klaim di Laut Mediterania dengan Yunani bisa berlanjut. Namun, syaratnya pemimpin Uni Eropa (EU) tidak mengeluarkan ancaman sanksi pada Ankara.

Perseteruan Turki-Yunani di Laut Mediterania yang kaya sumber daya alam gas memasuki babak baru setelah kapal eksplorasi Turki, Oruc Reis, meninggalkan wilayah yang tengah disengketakan.

Turki menyebut kembalinya kapal itu ke Pelabuhan Antalya sebagai pemeliharaan rutin namun kemudian mengatakan hal itu membuka peluang bagi diplomasi untuk mengurangi ketegangan dengan Yunani.

Juru Bicara Kepresidenan Turki, Ibrahim Kalin mengatakan Ankara membuka kemungkinan duduk bersama Yunani membahas solusi ketegangan di Laut Mediterania. Namun, sebelum langkah itu dilakukan Turki ingin memastikan bahwa Uni Eropa tidak ikut campur.

"Pada titik ini, iklim menjadi lebih cocok untuk memulai negosiasi. Pembicaraan eksplorasi mungkin dimulai lagi," kata Kalin dikutip dari Reuters, Senin (21/9/2020).

Pekan lalu, Presiden Prancis, Emmanuel Macron, dalam pidatonya menyoroti perselisihan Yunani-Turki di Laut Mediterania sebagai ancaman. Macron yang mendukung Yunani dan Siprus mendesak Uni Eropa melawan Turki karena perselisihan itu memicu kekhawatiran akan konflik yang lebih parah di masa mendatang.

"Ancaman pemerasan dan sanksi terhadap Turki tidak akan membuahkan hasil," tegasnya.

Bulan lalu, Yunani dan Turki berencana melajutkan pembicaraan eksplorasi yang ditangguhkan pada 2016. Tapi, Ankara memutuskan kontak dan mengirim Oruc Reis ke perairan yang disengketakan setelah Athena menandatangani kesepakatan demarkasi maritim dengan Mesir.

Editor: Arif Budiwinarto

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut