Twitter Hapus Cuitan Netizen yang Berharap Donald Trump Meninggal akibat Covid-19
                
                SAN FRANCISCO, iNews.id - Perusahaan platform media sosial Twitter menghapus cuitan yang mengharapkan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump meninggal dunia akibat Covid-19.
Twitter mengeluarkan kebijakan keras itu setelah Trump mengumumkan dirinya positif Covid-19 pada Jumat lalu yang kemudian dirawat di rumah sakit.
                                Mengungkapkan harapan kepada seseorang untuk meninggal, kata Twitter, merupakan pelanggaran kebijakan di layanan berbagi pesan 'one to many'.
"Cuitan yang menginginkan atau mengharapkan kematian, luka tubuh serius, atau penyakit fatal, terhadap siapa pun tidak diperbolehkan dan perlu dihapus," demikian keterangan Twitter, dikutip dari AFP, Selasa (6/10/2020).
                                        Twitter tidak menoleransi konten yang menginginkan, berharap, atau mengungkapkan seseorang meninggal dunia atau terjangkit penyakit fatal.
Namun postingan Twitter itu memicu kritikan, termasuk dari politisi Partai Demokrat, karena perusahaan yang berbasis di San Francisco itu dianggap tidak konsisten dalam menegakkan aturan tersebut.
                                        "Jadi, Anda bermaksud memberi tahu kami bahwa Anda bisa melakukan ini sepanjang waktu?" kata anggota parlemen Partai Demokrat dari New York, Alexandria Ocasio-Cortez, dalam retweet-nya.
Menurut dia, Partai Republik tidak henti-hentinya menggunakan media sosial untuk mengkritik habis dirinya.
                                        Rekan Ocasio Cortez, Rashida Tlaib, menimpali dengan komentar serupa, "Ini kacau. Ancaman pembunuhan terhadap kami seharusnya ditanggapi lebih serius."
Twitter pun menanggapi komentar kedua poltisi dengan berjanji akan lebih adil.
"Kami mendengarkan suara-suara yang merasa bahwa kami menegakkan beberapa kebijakan secara tidak konsisten. Kami setuju harus melakukan sesuatu yang lebih baik dan kami di dalam bekerja sama untuk melakukannya," demikian pernyataan Twitter.
Editor: Anton Suhartono