Ukraina Bakal Jadi Tempat Uji Coba Drone Kamikaze Prancis
PARIS, iNews.id - Prancis berencana mengirimkan drone kamikaze terbaru yang sedang mereka kembangkan ke Ukraina dalam beberapa minggu mendatang. Hal tersebut diungkapkan oleh Menteri Pertahanan Prancis, Sebastien Lecornu, akhir pekan kemarin.
"Kemungkinan besar kita akan menyaksikan kesuksesan besar dalam hal kemampuan militer baru pada 2024. Salah satu contohnya adalah pengembangan drone kamikaze generasi baru," ujar Lecornu dalam wawancara dengan surat kabar Le Journal du dimanche, Minggu (18/2/2024).
Dia menjelaskan, drone tersebut saat ini sedang dalam tahap pengujian. "Ukraina akan menjadi salah satu yang pertama untuk menerima drone ini dalam beberapa minggu mendatang," katanya.
Lecornu menuturkan, Prancis sedang berupaya memperkenalkan kecerdasan buatan ke dalam sistem kendali howitzer Caesar, yang juga digunakan Ukraina dalam konfliknya dengan Rusia.
Menhan itu pun mengungkapkan, pembangunan pabrik mesiu di wilayah Dordogne, Prancis Barat, akan dimulai pada Maret nanti. Keberadaan pabrik itu diharapkan bakal meningkatkan produksi peluru artileri kaliber 155 menjadi 150.000 per tahun.
Lecornu mengatakan, sejak Februari ini, Prancis telah memasok 3.000 peluru kaliber 155 ke Ukraina per bulan.
Pada Jumat (16/2/2024), Presiden Prancis Emmanuel Macron dan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menandatangani perjanjian keamanan selama 10 tahun. Menurut Macron, perjanjian itu akan berlaku sampai Ukraina bergabung dengan NATO.
Perjanjian tersebut antara lain mencakup penyediaan bantuan militer sebesar 3 miliar euro ke Ukraina pada 2024. Selain itu, ada juga poin kesepakatan yang menyangkut pasokan peralatan militer modern ke Ukraina yang sesuai dengan standar NATO, pelatihan tentara Ukraina, serta upaya untuk memperkuat industri pertahanan Ukraina.
Negara-negara Barat telah memberikan bantuan militer dan keuangan ke Kiev sejak dimulainya operasi militer Rusia di Ukraina pada Februari 2022. Kremlin sudah berulang kali memperingatkan agar mereka menghentikan pengiriman senjata ke Kiev. Menurut Moskow, hal itu hanya akan memperparah konflik lebih lanjut antara Rusia dan Ukraina.
Editor: Ahmad Islamy Jamil