Ukraina Serang 5 Benteng Rusia, Zelensky Isyaratkan Tak Akan Terintimidasi Serangan Moskow
KIEV, iNews.id - Ukraina mengklaim terlah menyerang lima benteng Rusia di sekitar kota selatan Kherson dan kota terdekat lain dengan pesawatnya. Sementara Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengisyaratkan negaranya tak akan terintimidasi serangan Rusia.
"Kami akan melakukan segalanya untuk memastikan tidak ada seorang pun di dunia yang tetap acuh tak acuh terhadap perang mengerikan yang telah dilancarkan Rusia di negara kami dan bertentangan dengan gagasan kebebasan," kata Zelensky dalam pidatonya Kamis (28/7/2022) malam.
Wilayah Kherson, yang berbatasan dengan Krimea yang dicaplok Rusia, jatuh ke tangan pasukan Rusia segera setelah operasi militer khusus.
Intelijen militer Inggris menduga pasukan Ukraina juga telah mendirikan jembatan di selatan sungai yang mengalir di sepanjang perbatasan utara kawasan itu.
Ukraina juga mengklaim telah merebut kembali beberapa permukiman kecil di tepi utara kawasan itu dalam beberapa pekan terakhir. Hal itu dinilai sebuah potensi awal dari yang Kiev sebug sebagai serangan balasan besar untuk merebut kembali selatan.
Sementara itu, Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan, pesawatnya telah menyerang brigade infanteri Ukraina di ujung utara wilayah Kherson. Dalam serangan itu menewaskan lebih dari 130 tentaranya dalam 24 jam terakhir.
Wakil Kepala Pemerintahan Sipil-Militer yang ditunjuk Rusia yang menjalankan wilayah Kherson, Kirill Stremousov menolak penilaian Barat dan Ukraina tentang situasi medan perang.
Rusia dan Ukraina mencapai kesepakatan pada pekan lalu untuk membuka blokir ekspor biji-bijian dari Pelabuhan Laut Hitam.
Kepala Bantuan PBB, Martin Griffiths mengatakan, rincian penting untuk perjalanan kapal yang aman masih sedang dikerjakan. Griffiths berharap pengiriman biji-bijian pertama dari pelabuhan Laut Hitam Ukraina dapat dilakukan paling cepat hari Jumat.
Dengan mengizinkan perjalanan yang aman untuk pengiriman biji-bijian dari Pelabuhan Ukraina akan mengurangi krisis pangan global yang telah menyebabkan puluhan juta orang di seluruh dunia menghadapi kenaikan harga dan kelaparan.
Editor: Umaya Khusniah