Ungkap Alasan Bersatu Lagi dengan Anwar Ibrahim, Mahathir: Kami Sudah Tua
KUALA LUMPUR, iNews.id - Dua tokoh politik senior Malaysia, Mahathir Mohamad dan Anwar Ibrahm, di luar dugaan menyatukan langkah untuk menolak pemerintahan Perdana Menteri (PM) Muhyiddin Yassin.
Pada Sabtu (9/5/2020), mereka mengeluarkan pernyataan bersama yang intinya tidak mengakui pemerintahan Malaysia dan bertekad mengembalikan koalisi Pakatan Harapan ke tampuk pimpinan setelah terlepas pada Februari 2020.
Padahal, kedua tokoh ini sempat bebera kali saling mencela setelah krisis politik pada Februari. Teranyar, Mahathir menyebut Anwar gila kekuasaan dan tak menyadari telah ditinggal para pendukungnya. Lalu Anwar menimpali dengan menyebut Mahathir tak tahu malu masih mau menjadi perdana menteri di usia 90 tahunan. Mahathir kini berusia 94 tahun sedangkan Anwar 72.
Mahathir, pemimpin Partai Pribumi Bersatu Malaysia (PPBM), dan Anwar Ibrahim, presiden Partai Keadilan Rakyat (PKR), menegaskan mereka menyisihkan perbedaan untuk mewujudkan kembali reformasi, agenda utama yang diperjuangkan koalisi Pakatan Harapan sejak awal.
“Kami sudah sejak lama mengenyampingkan perbedaan, perselisihan, dan ketidaksepakatan untuk rakyat. Kami sudah tua, dan tidak punya banyak waktu lagi," kata Mahathir dan Anwar, dikutip dari The Straits Times, Minggu (10/5/2020).
"Namun semangat juang kami masih menyala terang di jiwa-jiwa pemuda yang memimpikan reformasi,” ujarnya, menambahkan.
Pakatan Harapan memercayakan jabatan PM kepada Mahathir setelah memenangkan pemilu pada 2018, sekaligus menyingkirkan Najib Razak dan pertai koalisi Barisan Nasional yang berkuasa puluhan tahun.
Penunjukan Mahathir disertai komitmen di internal koalisi bahwa Mahathir akan menyerahkan jabatan PM kepada Anwar. Namun janji itu tak juga ditunaikan sampai Mahathir mengundurkan diri sebagai PM pada Februari lalu.
Sejak krisis politik tersebut, kedua tokoh yang juga pernah menjadi pasangan PM dan wakil PM di era pemerintahan Barisan Nasional ini mulai berse
Editor: Anton Suhartono