Uni Emirat Arab Bakal Turunkan Status Hubungan dengan Israel, Tarik Duta Besar

ABU DHABI, iNews.id - Uni Emirat Arab (UEA) akan menurunkan status hubungan diplomatik dengan Israel jika pemerintahan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu mencaplok sebagian atau seluruh wilayah Tepi Barat.

Namun seorang sumber pejabat UEA mengatakan kepada Reuters, pemerintah tidak akan memutuskan hubungan dengan Israel sepenuhnya, meski ketegangan terus meningkat di Jalur Gaza dan Tepi Barat.

Baca Juga

Pernah Kirim Drone ke Korea Utara, Mantan Presiden Korea Selatan Ini Didakwa Menguntungkan Musuh

Pemerintah UEA pada awal bulan ini memperingatkan pemerintahan Netanyahu bahwa Tepi Barat merupakan garis merah bagi negara Teluk itu. Mencaplok wilayah tersebut berarti akan mengganggu hubungan kedua negara. Meski demikian sumber pejabat tersebut tidak menjelaskan secara rinci soal penurunan status hubungan diplomatik.

Namun sumber lainnya mengatakan, UEA sedang mempertimbangkan untuk menarik duta besarnya dari Tel Aviv sebagai tanggapan.

Baca Juga

Israel Perintahkan Diplomatnya Segera Tinggalkan Uni Emirat Arab, Ada Apa?

Sebagai tanda meningkatnya ketegangan dengan Israel, UEA pekan lalu melarang perusahaan pertahanan Israel mengikuti pameran Dubai Airshow pada November.

Kementerian Pertahanan (Kemhan) Israel menyatakan telah diberitahu tentang keputusan tersebut namun tidak memberikan rincian lebih lanjut. 

Baca Juga

Muncul Wacana Pembentukan Uni Emirat Palestina, Rusia Menolak

UEA merupakan satu dari sedikit negara Arab yang memiliki hubungan diplomatik dengan Israel. Pada 2020, UEA meneken Perjanjian Abraham di Amerika Serikat (AS), menandai normalisasi hubungan dengan Israel. Setelah itu menyusul Bahrain, Sudan, dan Maroko. 

Namun dengan menurunkan hubungan diplomatik bisa menjadi kemunduran besar bagi Perjanjian Abraham yang diprakarsai Presiden AS Donald Trump.

Hubungan bisnis UEA dan Israel yang dulunya berkembang pesat, mendingin akibat perang Gaza. Netanyahu juga belum mengunjungi UEA  5 tahun setelah menjalin hubungan.

Pemerintahan koalisi sayap kanan Netanyahu baru-baru ini menyetujui rencana untuk mencaplok Tepi Barat, wilayah yang direbut bersama Yerusalem Timur dalam perang tahun 1967. PBB dan sebagian besar negara menentang langkah tersebut.

Editor: Anton Suhartono