Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Israel Tuding Negara-Negara Barat Gagal Lindungi Orang Yahudi
Advertisement . Scroll to see content

Universitas Top Australia Diretas, Data Puluhan Ribu Mahasiswa Dicuri

Selasa, 04 Juni 2019 - 10:57:00 WIB
Universitas Top Australia Diretas, Data Puluhan Ribu Mahasiswa Dicuri
Australian National University. (FOTO: doc. Australian National University)
Advertisement . Scroll to see content

SYDNEY, iNews.id - Sebuah universitas top Australia yang memiliki hubungan dekat dengan pemerintah dan layanan keamanan negara menjadi korban peretasan besar-besaran oleh "operator canggih". Para peretas bahkan memperoleh akses ke data sensitif 19 tahun terakhir.

Dalam sebuah pesan kepada staf dan mahasiswa, Australian National University tidak mengatakan siapa yang diduga berada di balik intrusi dunia maya ini, yang diperkirakan dimulai pada akhir 2018.

"Data yang diakses termasuk nama, alamat, tanggal lahir, nomor telepon, alamat email pribadi dan detail kontak darurat, nomor file pajak, informasi penggajian, detail rekening bank, dan detail paspor," kata Wakil Rektor Brian Schmidt, seperti dilaporkan AFP, Selasa (4/6/2019).

Aksi peretasan itu juga 'membobol' catatan akademik siswa.

"Pada akhir 2018, operator canggih mengakses sistem kami secara ilegal. Kami mendeteksi pelanggaran dua pekan lalu," kata Schmidt.

"Kami bekerja sama dengan agen keamanan pemerintah Australia dan mitra keamanan industri untuk menyelidiki lebih lanjut."

"Universitas mengambil tindakan pencegahan segera untuk semakin memperkuat keamanan IT kami dan bekerja terus menerus untuk membangun tindakan pencegahan ini demi mengurangi risiko intrusi di masa depan."

Lembaga yang berbasis di Canberra ini didukung oleh pemerintah federal dan merupakan salah satu universitas penelitian terkemuka di Australia.

Universitas bergengsi itu dimulai sebagai lembaga penelitian setelah Perang Dunia II, namun kini menjadi pusat belajar bagi puluhan ribu mahasiswa setiap tahun, termasuk mantan perdana menteri, pejabat kabinet, dan pegawai negeri.

Ini merupakan kasus terbaru dari serangkaian peretasan yang menargetkan perusahaan Australia.

Awal tahun ini, parlemen Australia melaporkan bahwa jaringan komputernya dan beberapa partai politik telah di-hack. Pelanggaran itu diduga dilakukan "aktor negara maju" dengan para ahli, merujuk pada China.

Editor: Nathania Riris Michico

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut