STOCKHOLM, iNews.id – Swedia masih berharap untuk melanjutkan dialog dengan Turki terkait nasib keanggotaan negara Nordik itu di NATO. Harapan tersebut disampaikan Perdana Menteri Swedia, Ulf Kristersson, di tengah memburuknya hubungan kedua negara menyusul insiden pembakaran Alquran di Stockholm, akhir pekan lalu.
“Saya ingin kembali ke dialog kerja lagi... Saya ingin meminta ketenangan dalam proses ini. Swedia, Finlandia, dan Turki membuat perjanjian trilateral. Semuanya berjalan baik. Tapi jelas bahwa kami tidak menyukai semua yang ada di dengan cara yang sama,” kata Kristersson kepada wartawan.
Junta Myanmar Gelar Pemilu di Tengah Perang Saudara, Picu Kecaman
Dia mengatakan, dia tidak percaya Turki bakal menutup pintu pada masalah keanggotaan Swedia di NATO.
Aksi pembakaran mushaf Alquran di depan Kedutaan Besar Turki di Stockholm oleh pembenci Islam yang juga pemimpin kelompok sayap kanan Denmark, Rasmus Paludan, baru-baru ini telah membawa hubungan kedua negara ke titik nadir. Apalagi, aksi provokasi itu mendapat izin dari otoritas Swedia.
Usai Insiden Pembakaran Alquran, 92,5 Persen Warga Turki Tolak Swedia Gabung NATO
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengatakan Swedia semestinya tidak berhak lagi mengandalkan dukungan Turki untuk permohonan Stockholm bergabung dengan NATO.
Sebelumnya, Kristersson mengutuk pembakaran Alquran di dekat Kedubes Turki di Stockholm itu. Dia menyebutnya sebagai tindakan yang tidak terpuji dan tidak dapat diterima. Akan tetapi, dia juga menilai tidak ada hukum yang dilanggar dalam aksi Paludan itu.
Pemimpin Kelompok Radikal Belanda Robek Alquran di Den Haag
Pada 18 Mei lalu, tiga bulan setelah Rusia meluncurkan operasi militer di Ukraina, Swedia dan Finlandia mengajukan keanggotaan NATO. Langkah tersebut mengakhiri kenetralan politik yang telah dipelihara Stockholm dan Helsinki selama puluhan tahun sejak era Perang Dingin.
Saat ini, prosedur penerimaan dua negara Nordik itu ke dalam NATO telah diratifikasi oleh semua anggota, kecuali Hongaria dan Turki.
Editor: Ahmad Islamy Jamil
- Sumatra
- Jawa
- Kalimantan
- Sulawesi
- Papua
- Kepulauan Nusa Tenggara
- Kepulauan Maluku