Usai Perang Lawan India, Kepala Angkatan Bersenjata Pakistan Promosi Jadi Panglima Tertinggi
ISLAMABAD, iNews.id - Kepala angkatan bersenjata Pakistan Jenderal Asim Munir dipromosikan menjadi panglima tertinggi atau bintang 5 atas jasanya memimpin konflik bersenjata melawan India belum lama ini. Pakistan mengklaim kemenangan atas pertempuran selama 3 hari, 7 hingga 10 Mei 2025, di sepanjang perbatasan kedua negara.
Kantor perdana menteri Pakistan Shehbaz Sharif menjelaskan ,Munir dihargai atas kepemimpinannya yang berani serta kepiawaian strategi selama konflik militer terbaru melawan India.
Ini berarti Munir menjadi orang kedua sepanjang sejarah berdirinya Pakistan 78 tahun silam yang menerima pangkat tertinggi militer tersebut.
Sebelumnya mantan kepala angkatan bersenjata Pakistan yang juga mantan presiden, Ayub Khan, dianugerahi pangkat yang sama pada 1959.
Sementara itu dalam komentarnya, Munir mempersembahkan kehormatan itu kepada para korban yang gugur, baik dari kalangan militer maupun sipil. Dia juga berterima kasih kepada pemerintah dan rakyat Pakistan atas kepercayaan tersebut.
Selain Munir, penghargaan juga diberikan kepada Kepala Staf Angkatan Udara Pakistan Marsekal Zaheer Ahmad Babar yakni dengan memperpanjang masa jabatannya.
India menggelar Operasi Sindoor dengan melancarkan serangan udara ke wilayah Pakistan dan wilayah Kashmir yang dikuasai Pakistan pada 7 Mei dini hari. Serangan itu sebagai pembalasan atas teror di Pahalgam, wilayah Kashmir yang dikuasai India, yang menewaskan 28 orang.
India menuduh pemerintah Pakistan terlibat dalam serangan yang diklaim oleh kelompok separatis Front Perlawanan Kashmir itu. Pakistan dengan tegas membantah tuduhan itu, bahkan balik menuduh India sengaja ingin memprovokasi konflik.
Konflik senjata berlangsung sampai 10 Mei ditandai dengan gencatan senjata kedua pihak. Pakistan mengklaim telah menembak jatuh lima jet temur India, yakni tiga Rafale buatan Prancis serta masing-masing satu Sukhoi Su-30 dan MiG-30 buatan Rusia serta lebih banyak lagi drone.
Editor: Anton Suhartono