Usai Puji Trump Setinggi Langit, Pakistan Kecam Serangan AS ke Iran

ISLAMABAD, iNews.id - Pakistan mengecam serangan Amerika Serikat (AS) terhadap fasilitas nuklir Iran. Ironisnya, pernyataan tersebut disampaikan sehari setelah negara itu memuji Presiden Donald Trump dengan menyebutnya layak mendapat Hadiah Nobel Perdamaian karena berhasil memediasi gencatan senjata perang melawan India.

Pakistan mencalonkan Trump untuk menerima Hadiah Nobel dengan menyebutnya sebagai pembawa perdamaian sejati atas perannya dalam mengakhiri konflik 4 hari dengan India pada bulan lalu. Trump dianggap memiliki pandangan ke depan yang strategis serta sikap kenegarawanan luar biasa.

Baca Juga

Maduro Sudah Kehilangan 2 Sekutu Regional dalam 1 Minggu

Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Pakistan, dalam pernyataan pada Minggu (22/6/2025), menyebutkan keputusan Trump untuk mengebom fasilitas nuklir Iran melanggar hukum internasional. Pakistan memandang diplomasi merupakan satu-satunya cara untuk menyelesaikan krisis Iran.

“Eskalasi ketegangan dan kekerasan yang belum pernah terjadi sebelumnya karena agresi yang sedang berlangsung terhadap Iran sangat mengganggu. Setiap eskalasi ketegangan lebih lanjut akan menimbulkan dampak sangat merusak bagi kawasan dan sekitarnya,” bunyi pernyataan, seperti dikutip dari Reuters.

Baca Juga

Negara-Negara Teluk Tempat Pangkalan AS Ketar-ketir Serangan Balasan Iran, Berlakukan WFH

Perdana Menteri Pakistan Shehbaz Sharif telah menghubungi Presiden Iran Masoud Pezeshkian untuk menyampaikan kecaman atas serangan AS.

Baca Juga

Dukung Iran, Pakistan Ajak Negara-Negara Muslim Bersatu Lawan Israel

Sementara itu menteri informasi serta Kementerian Luar Negeri Pakistan belum mengomentari kontradiksi sikap negara tersebut kepada AS maupun Trump. 

Demonstrasi juga pecah di berbagai kota di Pakistan mengencam serangan AS. Di kota terbesar, Karachi, ribuan orang memenuhi jalanan sambil membawa bendera AS dan Israel untuk diinjak dan dibakar.

Bendera AS berukuran besar dengan gambar Trump dibentangkan di jalan agar para demonstran bisa menginjak-injaknya. Para demonstran juga meneriakkan yel-yel menentang AS, Israel, serta tetangganya, India.

Editor: Anton Suhartono