Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Putra Mahkota Saudi Pangeran MBS Bertemu Pimpinan DPR AS, Jajaki Kerja Sama Strategis
Advertisement . Scroll to see content

Vaksin Covid yang Diterima Negara Kaya 6 Pekan Lebih Banyak daripada Afrika Sepanjang Tahun

Jumat, 24 Desember 2021 - 19:35:00 WIB
Vaksin Covid yang Diterima Negara Kaya 6 Pekan Lebih Banyak daripada Afrika Sepanjang Tahun
Ilustrasi vial vaksin Covid yang dibuat oleh beragam produsen. (Foto: Reuters)
Advertisement . Scroll to see content

MOSKOW, iNews.idInggris, Uni Eropa (UE), dan AS menerima lebih banyak dosis vaksin Covid hanya dalam enam minggu menjelang Natal, dibandingkan dengan yang diterima negara-negara Afrika sepanjang tahun ini. 

Ketimpangan itu terjadi lantaran negara-negara kaya di belahan utara bumi tersebut tengah mempertaruhkan ketersediaan vaksin dosis booster (penguat) untuk menjaga mereka tetap aman dari wabah omicron serta varian-varian lain yang mungkin muncul di masa mendatang. Fakta itu terungkap lewat laporan People's Vaccine Alliance (PVA) pada Jumat (24/12/2021).

PPA adalah koalisi 80 organisasi dan kelompok sipil seluruh dunia yang menuntut akses gratis terhadap vaksin, perawatan, dan pengujian Covid-19. Dalam analisis terbarunya, koalisi itu melaporkan, antara 11 November dan 21 Desember 2021, Inggris, UE, dan AS menerima 513 juta dosis vaksin sementara seluruh negara di Afrika hanya menerima 500 juta dosis sepanjang tahun ini.

“Dengan menghalangi solusi nyata untuk akses vaksin di negara-negara miskin, mereka (negara-negara kaya) memperpanjang pandemi dan semua penderitaannya bagi kita semua,” kata manajer kesehatan Oxfam dan PVA, Anna Marriot, seperti dikutip kantor berita Sputnik, hari ini.

PVA mencatat, saat menghadapi lonjakan cepat varian omicron, Pemerintah Inggris langsung menetapkan target pemberian 1 juta dosis booster vaksin corona dalam sehari. Jumlah tersebuu setara dengan memvaksinasi 1,46 persen populasi negara itu setiap hari.

“Jika setiap negara dapat memvaksinasi pada tingkat yang sama dengan target Inggris, hanya perlu 68 hari untuk memberikan dosis pertama kepada semua orang yang membutuhkannya, sehingga tidak ada yang tidak divaksinasi pada akhir Februari 2022,” kata Marriot.

Dia menekankan, hingga saat ini, baru 8,6 persen orang di Afrika saja yang telah divaksinasi lengkap.

Menurut laporan PVA, negara-negara G7 alias Kelompok Tujuh yang terdiri atas Kanada, Jerman, Prancis, Italia, Jepang, Inggris, dan Amerika Serikat bakal memiliki 1,4 miliar dosis vaksin surplus pada Maret 2022, bahkan setelah mereka memberikan dosis booster kepada semua penduduk dewasanya.

Sayangnya, G7 gagal memenuhi janji mereka untuk menyumbangkan 1 miliar dosis ke negara-negara miskin, karena AS hanya mengirimkan seperempat dari vaksin yang dijanjikan. Sementara, Inggris dan Jerman masing-masing baru mengirimkan 15 persen dan 14 persen vaksin yang mereka janjikan.

Editor: Ahmad Islamy Jamil

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut