Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Kloset Berlapis Emas Masih Berfungsi Dilelang, Ditaksir Laku Rp167 Miliar
Advertisement . Scroll to see content

Viral Mahasiswa Singapura Babak Belur Dikeroyok di Inggris Terkait Rasisme Virus Korona

Selasa, 03 Maret 2020 - 13:33:00 WIB
Viral Mahasiswa Singapura Babak Belur Dikeroyok di Inggris Terkait Rasisme Virus Korona
Jonathan Mok mengisahkan pengalamannya menjadi korban rasisme di Inggris terkait virus korona (Foto: Facebook)
Advertisement . Scroll to see content

SINGAPURA, iNews.id - Seorang pria Singapura yang tengah menimba ilmu di universitas di London, Inggris, babak belur dikeroyok sekelompok pria lokal.

Korban, Jonathan Mok, mengungkapkan kisah pilunya itu di akun Facebook, Selasa (3/3/2020), hingga menjadi viral, disertai dua foto menunjukkan kondisi wajahnya yang terluka parah, seperti dikutip dari The Straits Times.

Pria yang sudah 2 tahun berkuliah di London itu mengatakan, pengeroyokan terjadi di Oxford Street pada 24 Februari sekitar pukul 21.15 waktu setempat.

Saat itu dia berjalan melintasi sekelompok pria. Dia memalingkan wajah ke arah sekelompok pria tersebut setelah mendengar perkataan 'virus korona'.

Para pria tersebut sadar Jonathan membuang pandangan ke mereka hingga salah seorang mengatakan, "Jangan berani-berani melihat saya. Kamu..."

Setelah itu Jonathan dipukuli para pelaku sampai pengguna jalan datang untuk melerai. Sekelompok pria tersebut meninggalkan lokasi sebelum polisi tiba.

Jonathan yakin pemukukan ini bermotif rasisme karena seorang pelaku sempat mengatakan saat penganiayaan terjadi, "Saya tidak mau virus korona Anda di negara kami."

Setelah itu Jonathan dibawa ke rumah sakit untuk menjalani perawatan. Petugas medis dari departemen kecelakaan dan darurat mengatakan, tulang wajah Jonathan mengalami retak sehingga harus menjalani operasi.

"Mengapa orang-orang harus melakukan ini hanya karena warna kulit, menjadi korban penganiayaan dalam bentuk apa pun, verbal maupun fisik? Mengapa harus tetap diam ketika seseorang membuat komentar rasis kepada saya," ujarnya di akun yang telah mendapat 3.500 respons dan dibagikan setidaknya 2.000 kali.

"Rasisme bukan kebodohan, tapi kebencian. Orang-orang rasis akan terus mendapat alasan untuk menunjukkan kebencian mereka, dan dalam latar belakang virus korona saat ini, mereka telah menemukan alasan itu."

Editor: Anton Suhartono

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut