Viral, Pria Bergelar Doktor Ini Terpaksa Jaga Toko Fotokopi karena Susah Cari Kerja
KUALA LUMPUR, iNews.id - Seorang pria di Malaysia bergelar doktor yang terpaksa bekerja menjaga toko fotokopi dan alat tulis kantor (ATK) viral di media sosial. Hal yang lebih mengejutkan, pria itu ternyata sudah bekerja menjaga toko fotokopi selama 6 tahun.
Kabar itu dibagikan netizen bernama Mohd Yazid Ismail melalui akun akun Facebook-nya pada 8 Juni lalu. Menurut Yazid, doktor tersebut merupakan temannya.
Dia mengatakan, gelar master dan doktor bukan menjadi penghalang bagi rekannya untuk mencari nafkah sebagai pegawai toko fotokopi. Pasalnya sulit mencari pekerjaan di Malaysia dengan gelar setinggi itu. Alasan itu yang membuat rekannya rela bekerja sebagai penjaga toko fotokopi demi menafkahi keluarga.
“Teman saya di sini, memiliki gelar PhD bidang teknik, lulus pada 2018. Namun, setelah menyelesaikan PhD hingga saat ini dia hanya bekerja di toko fotokopi. Gajinya bahkan tidak mencapai 3.000 ringgit,” kata Yazid, dalam posting-an, seperti dilaporkan World of Buzz, Kamis (13/6/2024).
Dia menegaskan toko fotokopi tersebut bukan milik rekannya, melainkan hanya sebagai karyawan. Lamaran telah dikirim ke berbagai perusahaan, namun tak kunjung ada balasan. Tampaknya, perusahaan tak bisa menerima karena gelar orang itu yang terlalu tinggi.
"Dia belum mendapat panggilan untuk bekerja di tempat yang sesuai dengan kualifikasi PhD-nya,” ujar Yazid.
Meski demikian, lanjut Yazid, rekannya berusaha hidup sederhana dan tak memiliki utang. Selain itu, pria tersebut juga tak banyak bicara.
Sebagian penghasilan dari gaji sebagai karyawan toko fotokopi diinvestasikan untuk trading. Pria tersebut bisa mendapat tambahan.
"Dia ingin menambah investasi. Data keuangannya juga harus diperbarui di sistem. Dia mencentang ‘tidak’ untuk semuanya. Dia tidak memiliki kredit rumah, kredit mobil, pinjaman pribadi, tidak ada sama sekali. Pada awalnya, saya merasa kasihan padanya, tapi kemudian saya yang justru kasihan pada diri sendiri. Lebih baik tidak memiliki utang apa pun, bisa hidup damai tanpa utang,” tuturnya.
Editor: Anton Suhartono