BEIJING, iNews.id – Presiden Rusia Vladimir Putin tiba di Beijing, China, pada Kamis (16/5/2024) pagi. Kunjungannya ke negeri tirai bambu untuk bertemu dengan pemimpin China, Xi Jinping, dengan maksud untuk memperdalam kemitraan strategis antara dua negara yang saat ini menjadi rival geopolitik terkuat Amerika Serikat itu.
China dan Rusia mendeklarasikan kemitraan tanpa batas pada Februari 2022. Komitmen tersebut disampaikan kedua negara ketika Putin mengunjungi Beijing hanya beberapa hari sebelum Rusia memulai agresi militer skala besar ke Ukraina.
Negara Eropa Ini Memiliki 23.548 Penduduk yang Berusia Lebih dari 100 Tahun
Lawatan Putin ke Beijing hari ini adalah kunjungan luar negeri pertamanya sejak dilantik menjadi presiden Rusia untuk kelima kalinya pada pekan lalu. Dengan memilih China sebagai tujuan pertamanya, Putin mengirimkan pesan kepada dunia tentang prioritasnya dan kedalaman hubungan pribadinya dengan Xi.
Dalam sebuah wawancara dengan kantor berita China Xinhua, Putin memuji Xi karena membantu membangun kemitraan strategis dengan Rusia berdasarkan kepentingan nasional dan rasa saling percaya yang mendalam.
Vladimir Putin Usulkan Mikhail Mishustin Jadi PM Rusia Lagi, Ini Sosoknya
“Kemitraan strategis tingkat tinggi yang belum pernah terjadi sebelumnya antara negara-negara kita itulah yang menentukan pilihan saya terhadap China sebagai negara pertama yang akan saya kunjungi setelah resmi menjabat sebagai presiden Federasi Rusia,” kata Putin.
“Kami akan mencoba menjalin kerja sama yang lebih erat di bidang industri dan teknologi tinggi, ruang angkasa dan energi nuklir untuk tujuan damai, kecerdasan buatan, sumber energi terbarukan, dan sektor inovatif lainnya,” ujar pemimpin negeri beruang merah itu.
Bertemu Mantan Presiden Taiwan, Xi Jinping: Kita Orang China dan Tak Ada yang Dapat Pisahkan Kita!
Putin yang saat ini berusia 71 tahun dan Xi berumur 70 tahun, akan mengambil bagian dalam malam gala di Beijing. Acara itu itu untuk merayakan 75 tahun sejak Uni Soviet mengakui Republik Rakyat China, yang dideklarasikan oleh Mao Zedong pada 1949.
Kedatangan dan kunjungan Putin menjadi trending teratas di platform media sosial China, Weibo. Tercatat ada 1,4 juta permintaan pencarian menggunakan nama presiden Rusia itu.
Presiden China Xi Jinping Bertemu Mantan Presiden Taiwan Ma Ying Jeou di Beijing
Amerika Serikat menganggap China sebagai pesaing terbesarnya dan Rusia sebagai ancaman nasional terbesarnya. Sementara Presiden AS Joe Biden berpendapat, abad ini akan ditentukan oleh persaingan eksistensial antara negara-negara “demokrasi” dan “otokrasi”.
Putin dan Xi memiliki pandangan dunia yang sama, yang memandang Barat sebagai negara yang dekaden dan mengalami kemunduran. Barat pun melihat China tampil sebagai penantang supremasi AS dalam segala hal, mulai dari komputasi kuantum dan biologi sintetik hingga spionase dan kekuatan militer yang kuat.
Dalam kunjungannya ke China, Putin juga akan mengunjungi Harbin di timur laut negara itu, sebuah kota yang memiliki hubungan bersejarah dengan Rusia. Sebuah mal yang khusus menjual barang-barang buatan Rusia yang mewakili sekitar 80 pabrikan Rusia dibuka pada Kamis ini, menurut laporan China Daily.
Editor: Ahmad Islamy Jamil
- Sumatra
- Jawa
- Kalimantan
- Sulawesi
- Papua
- Kepulauan Nusa Tenggara
- Kepulauan Maluku