Wabah Virus Korona Merebak di China, Industri Durian dan Pariwisata Malaysia Terguncang
SINGAPURA, iNews.id - Harga durian di Malaysia anjlok selama dua pekan terakhir karena permintaan dari China turun, setelah merebaknya wabah virus korona baru.
Para petani Malaysia yang mengekspor durian ke China, mengatakan kepada Channel News Asia, Jumat (7/2/2020), bahwa gangguan pada industri logistik China, penutupan kota, dan perubahan selera konsumen karena wabah itu memperlambat pesanan.
Andy Tan, seorang petani durian di Segamat, Johor, yang mengekspor durian utuh dan durian beku ke Beijing, Shanghai, Guangzhou, dan Qingdao, mengatakan harga duriannya turun setidaknya 50 persen.
"Pesanan turun hampir nol selama dua pekan terakhir karena banyak kota China diisolaso. Industri logistik untuk mengangkut durian memiliki lebih sedikit tenaga kerja, dan ada penundaan besar untuk mendapatkan produk melalui bea cukai," katanya.
Mengingat situasinya, Tan menghentikan operasi ekspor ke China.
Dia saat ini memiliki beberapa durian berlebih di kebunnya dan ingin menjualnya secara lokal atau mengekspornya ke Singapura.
"Banyak petani memiliki durian dan mencari cara lain untuk menjual. Kami mengharapkan permintaan durian yang meningkat dari China tetapi sekarang telah berubah, " katanya.
"Itulah sifat bisnis durian, harga berubah-ubah. Kami harus bereaksi cepat untuk menjual kelebihan durian kami dengan harga lebih murah," tuturnya.
Buah berduri menjadi bagian ekspor pertanian penting di Malaysia, dengan total ekspor durian mencapai 6,8 persen dari produksi durian di negara tersebut.
Malaysia mulai mengekspor durian beku -dalam kemasan dan kulitnya dibuang- ke China pada Mei 2011.
Pada Mei tahun lalu, China secara resmi mengizinkan impor seluruh durian beku dari Malaysia, untuk mempercepat ekspansi pertanian durian dan meningkatkan investasi di industri ini.
Ekspor durian beku beku Malaysia ke China diperkirakan akan mencapai 1.000 metrik ton setiap bulan. Namun, virus korona secara tak terduga mempengaruhi industri durian.
Wabah itu kini sudah merenggut nyawa lebih dari 600 orang dan menginfeksi lebih dari 30.000 orang di China.
Selain ekspor, wisata durian juga terkena dampak negatif virus ini.
John Kung, yang mengoperasikan pertanian durian di pangkalan Bukit Fraser yang menjadi tuan rumah wisatawan wisata durian, mengatakan bahwa jumlah pengunjung turun 75 persen sejak Tahun Baru Imlek.
Pekan lalu, pemerintah Malaysia untuk sementara menangguhkan pemberian visa bagi semua penduduk dari Provinsi Hubei, China, termasuk ibu kotanya, Wuhan, tempat virus itu berasal.
Larangan sementara diperpanjang ke semua provinsi China yang diisolasi pada Kamis kemarin.
Sabah dan Sarawak juga menangguhkan semua jadwal dan mencarter penerbangan dari China untuk mencegah wabah.
"Bagaimanapun, sebagian besar pengunjung kami adalah grup tur China, jadi sebaiknya tutup toko sampai virusnya berhenti menyebar," kata Kung.
Namun, Melissa Yap, ketua asosiasi petani buah Pahang, mengatakan dia optimistis bahwa virus akan segera dikendalikan, dan selera China untuk durian akan pulih.
"Musim puncak durian adalah dari April hingga Agustus, jadi semoga saat itu virusnya sudah terkendali," kata Yap.
"Ya, sekarang pariwisata durian sedang turun dan ada masalah logistik untuk mengimpor ke China, tetapi kita tahu orang-orang China masih mencintai durian," tambahnya.
Editor: Nathania Riris Michico