Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Angsa Asyik Nongkrong di Rel, Kereta Cepat Jepang Ngerem Mendadak
Advertisement . Scroll to see content

Waduh, 34.000 Telepon Teror dari Warga China Serbu Jepang Gegara Polemik Air Radioaktif

Selasa, 05 September 2023 - 14:29:00 WIB
Waduh, 34.000 Telepon Teror dari Warga China Serbu Jepang Gegara Polemik Air Radioaktif
Nomor berawalan 86 yang berasal dari China meneror Jepang (Foto: PLTN Fukushima/Reuters)
Advertisement . Scroll to see content

TOKYO, iNews.id - Kantor Balai Kota Tokyo menerima 34.000 telepon teror dari nomor China. Teror telepon itu terus menyerang usai polemik air radioaktif PLTN Fukushima.

Seperti diketahui, PLTN Fukushima sudah membuang sebagian air radioaktif ke laut lepas. Namun, kebijakan itu menuai protes keras dari China.

Gubernur Tokyo Yuriko Koike menyebut telepon teror itu terus berdering di kantornya tanpa henti seperti dikutip dari Asahi Shimbun, Selasa (5/9/2023).

"Pembuangan air radioaktif itu sudah sesuai dengan aturan internasional," kata Koike.

Telepon itu sudah mulai berdering sejak 25 Agustus 2023. Nomor itu diawali kode 86 yang diketahui berasal dari China. Ada telepon berisi teror, ada pula yang hanya iseng diam saat diangkat.

Kementerian Luar Negeri Jepang juga menerima sekitar 500 panggilan hingga tanggal 30 Agustus.

Sementara itu, PLTN Fukushima menegaskan telah menggunakan proses khusus untuk menyaring air yang terkontaminasi guna menghilangkan isotop, sehingga hanya tersisa tritium. Air tersebut aman dibuang ke laut.

PLTN membuang air karena fasilitas nuklir yang rusak tersebut cepat kehabisan ruang penyimpanan untuk air terkontaminasi yang terus bertambah.

Fasilitas nuklir ini mengalami tiga kali bencana meleleh setelah gempa bumi dan tsunami tahun 2011.

Editor: Muhammad Fida Ul Haq

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut