Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Indonesia Kerja Sama dengan Rusia, Bikin Kapal Cepat Ramah Lingkungan
Advertisement . Scroll to see content

Waduh, Rusia Serang Ukraina Diduga Pakai Peralatan Militer dari Prancis

Rabu, 16 Maret 2022 - 15:20:00 WIB
Waduh, Rusia Serang Ukraina Diduga Pakai Peralatan Militer dari Prancis
Prancis dituduh melanggar pemberlakuan sanksi terhadap Rusia dengan mengirim senjata pascaembargo pada 2014 (Foto: Reuters)
Advertisement . Scroll to see content

PARIS, iNews.id - Prancis dituduh melanggar sanksi Eropa yakni dengan mengekspor peralatan militer ke Rusia sejak 2015. Perangkat militer itu kemungkinan digunakan Rusia dalam menyerang Ukraina.

Presiden Emmanuel Macron membantah tuduhan menyetujui ekspor peralatan militer senilai 152 juta euro atau sekitar Rp2,4 triliun ke Rusia setelah 2014, sebagaimana disebutkan media investigasi, Disclose.

“Prancis mematuhi hukum internasional, sesuai dengan komitmennya,” kata Macron, dikutip dari Anadolu, Rabu (16/3/2022).

Dia menjelaskan, Prancis memang memiliki kerja sama pengadaan perangkat militer untuk Rusia, namun kontraknya diteken pada masa pemerintahan pendahulunya, Presiden Francois Hollande. Beberapa kontrak itu kemudian ditangguhkan karena tidak sesuai dengan hukum internasional serta pencaplokan Semenanjung Krimea oleh Rusia pada 2014.

Peralatan militer yang sempat dikirim ke Rusia tak banyak dan setelah itu kontrak dibatalkan, bahkan sebelum adanya embargo.

Kabar soal ekspor senjata Prancis ke Rusia menjadi perhatian setelah diberitakan Disclose pada Senin lalu. Disclose membocorkan dokumen yang didapat dari parlemen Prancis mengenai ekspor senjata. Di situ terungkap Prancis telah mengeluarkan 76 lisensi ekspor untuk peratalan perang ke Rusia sejak 2015. 

Disebutkan, ekspor berlangsung dari pemerintah Hollande hingga Macron, bahkan setelah Uni Eropa memberlakukan embargo senjata pada 2014.

Menurut laporan Disclose, Prancis memanfaatkan celah hukum yakni pemberlakuan embargo tidak berlaku surut. Artinya Prancis tetap melaksanakan kewajiban pengiriman senjata berdasarkan kontrak terdahulu, bukan yang dibuat kemudian.

Pemerintahan Hollande sempat membatalkan penjualan dua helikopter angkut Mistral ke Rusia pada 2015 akibat tekanan negara-negara Eropa dan Amerika Serikat. Namun Prancis pada tahun-tahun berikutnya dituduh tetap mengirim persenjataan, sesuai kontrak yang ditandatangani sebelum embargo.

“Pemerintah Prancis sama sekali tidak meragukan potensi penggunaan dari mereka,” bunyi laporan Disclose, seraya menambahkan pengiriman senjata ke Rusia berlanjut hingga 2019. 

Pasokan persenjataan kepada Rusia melibatkan perusahaan pertahanan Prancis, Safran dan Thales. Pemerintah Prancis memiliki saham besar di dua perusahaan tersebut.

Disebutkan perangkat yang diekspor termasuk sistem navigasi canggih buatan Thales untuk 60 jet tempur Sukhoi Su-30, 55 kamera termal untuk tank Rusia, 800 kamera pencitraan termal Catherine XP dengan penglihatan malam untuk mengidentifikasi target manusia.

Selain itu produk Safran yang dikirim ke Rusia adalah kamera termal Matis untuk tank dan sistem pencitraan inframerah untuk helikopter serbu Ka-52.

Pakar militer mendeteksi penggunaan peralatan canggih Prancis pada jet tempur dan tank oleh Rusia saat pengeboman menuju Ibu Kota Kiev, Ukraina.

Editor: Anton Suhartono

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut