Wah, Perdagangan Rusia dan Prancis Justru Meningkat meski Perang Ukraina
MOSKOW, iNews.id - Rusia dikucilkan dan diasingkan oleh negara Barat setelah menginvasi Ukraina. Namun fakta mengejutkan disampaikan Duta Besar Rusia untuk Prancis Alexei Meshkov, perdagangan kedua negara jutru meningkat sejak perang pada 24 Ferbruari.
Rusia dijatuhi sanksi oleh Uni Eropa, termasuk di dalamnya Prancis, namun itu belum cukup memukul perekonomian Negeri Beruang Merah.
Menurut Meshkov, naiknya nilai perdagangan kedua negara lebih dipicu oleh lonjakan harga energi.
"Faktanya adalah omzet perdagangan meningkat bukan menurun. Tapi ini terutama karena kenaikan harga energi dan memang ada penurunan di beberapa posisi penting lainnya. Tapi secara umum, omzet meningkat," kata Meshkov, dikutip dari Sputnik, Kamis (13/10/2022).
Dia menambahkan, pemerintahan kedua negara sampai saat ini masih mempertahankan kontak di tingkat pemimpin dan menteri guna membahas perkembangan situasi di Ukraina.
"Tidak ada kontak yang disiapkan secara khusus, namun berlangsung cukup rutin dan terkait pada situasi umum. Jalur komunikasi ini tetap ada, tapi lebih pada mode situasional," tuturnya.
Lebih lanjut Meshkov mengatakan meski hubungan dengan Prancis tetap terjaga, Rusia tidak mungkin mengandalkan negara itu dalam menyelesaikan konflik di Ukraina. Ini salah satunya karena pemain utama dalam krisis Ukraina bukan Eropa, tapi pihak lain.
"Aktor utama tidak di Eropa, di luar, sehingga negara-negara Eropa tidak bisa memainkan peran menentukan dalam kemungkinan proses penyelesaian. Omong-omong, Jerman dan Prancis punya momen berjaya saat mereka menjadi penjamin Perjanjian Minsk," ujarnya.
Sayangnya, kata Meshkov, kedua negara tidak melakukan apa pun untuk menjamin penerapannya. Oleh karena itu Rusia tidak bisa mengandalkan Prancis dalam penyelesaian konflik ini.
Editor: Anton Suhartono