Warga Palestina Boikot Pemilihan Wali Kota Yerusalem
YERUSALEM, iNews.id - Hasil Pemilihan Wali Kota (Pilwalkot) Yerusalem pada Selasa (30/10/2018) menyisakan dua kandidat yang akan maju ke putaran selanjutnya.
Pilwalkot Yerusalem diboikot warga Palestina yang mengisi sepertiga dari penduduk Yerusalem. Warga Palestina di Yerusalem mayoritas berada di bagian timur.
Mereka memboikot karena menganggap Yerusalem bukan bagian dari Israel atau tidak mengakui aneksasi yang dilakukan Israel kepada Palestina dalam Perang Timur Tengah pada 1967.
Salah satu calon wali kota Yerusalem berdarah Palestina gagal maju karena tekanan dari kedua pihak, Israel dan Palestina.
Aziz Abu Sarah gagal maju karena warga Palestina tidak ingin aktif dalam pemilihan tersebut. Dengan ikutnya Abu Sarah, maka secara tak langsung ada pengakuan Yerusalem bagian dari Israel.
"Saya tidak merasa gagal, tapi kecewa," ujar Abu Sarah, dikutip dari The Washington Post.
Sementara itu Moshe Lion, dari kelompok Yahudi sekuler yang didukung dua anggota sayap kanan kabinet Perdana Menteri Benjamin Netanyahu, akan berhadapan dengan Ofer Berkovitch, mantan Wakil Wali Kota Yerusalem berusia 35 tahun.
Mereka memperoleh suara teratas dari lima kandidat yang maju pada pemilihan. Pilwalkot putaran kedua akan digelar pada 13 November 2018.
Salah satu hasil mengejutkan dari pemilihan ini adalah rendahnya perolehan suara Yossi Daitsh, tokoh penting kelompok Yahudi Ultra Ortodoks. Dianggap mengejutkan karena pengikut Ultra Ortodoks di Yerusalem mencapai 36 persen dari populasi kota.
Kedua calon yang maju ke putaran kedua memiliki kesamaan yakni siap mengikuti peraturan pemerintahan PM Benjamin Netanyahu untuk tidak memberikan Yerusalem Timur kepada Palestina.
Editor: Anton Suhartono