Warga Turki Mulai Datangi TPS, Pilpres Paling Ketat sejak 100 Tahun
ANKARA, iNews.id - Warga mulai mendatangi TPS dalam salah satu pemilihan umum paling ketat dalam sejarah 100 tahun Turki modern. Presiden Tayyip Erdogan yang telah 20 tahun berkuasa dapat tergeser jika saingannya, Kemal Kilicdaroglu atau Sinan Ogan mampu meraup suara lebih besar.
Setiap warga akan memberikan dua suaranya. Pertama satu untuk presiden dan satu lagi untuk anggota parlemen dimana mereka akan menjabat selama lima tahun.
Warga akan memilih antara Presiden Recep Tayyip Erdogan, yang mencalonkan diri kembali, kandidat oposisi utama Kemal Kilicdaroglu dan Sinan Ogan.
Dalam pemilu kali ini tidak hanya akan memutuskan adakah yang mampu menghentikan jalur pemerintah Erdogan yang dinilai makin otoriter dan menggantikannya memimpin Turki. Lebih dari itu, pemilu kali ini akan menentukan bagaimana negara itu diatur, ke mana arah ekonominya di tengah krisis biaya hidup yang makin parah dan bentuk kebijakan luar negerinya.
Dalam jajak pendapat yang dilakukan sebelumnya menunjukkan, penantang utama Erdogan, Kemal Kilicdaroglu yang memimpin aliansi enam partai oposisi, sedikit unggul. Namun jika salah satu dari mereka gagal mendapatkan lebih dari 50 persen suara, akan ada pemilihan putaran kedua pada 28 Mei nanti.
Pamilu Turki 2023 berlangsung tiga bulan setelah gempa bumi yang menewaskan lebih dari 50.000 orang. Banyak provinsi yang terkena dampak telah menyatakan kemarahan atas lambatnya tanggapan awal pemerintah.
Namun dilansir dari Reuters, hanya ada sedikit bukti bahwa masalah tersebut telah mengubah cara orang dalam memilih.
Selain memilih presiden, warga juga akan memilih parlemen baru. Persaingan ketat diperkirakan akan terjadi antara Aliansi Rakyat yang terdiri atas Partai AK (AKP) yang berakar dari Islam konservatif Erdogan, MHP nasionalis dan lainnya dengan Aliansi Bangsa Kilicdaroglu yang dibentuk dari enam partai oposisi, termasuk Partai Rakyat Republik Sekuler (CHP) yang didirikan oleh pendiri Turki, Mustafa Kemal Ataturk.
Pemilih Kurdi, yang merupakan 15-20 persen pemilih, akan memainkan peran penting. Nation Alliance tidak mungkin mencapai mayoritas parlemen dengan sendirinya.
Partai Rakyat Demokratik (HDP) yang pro-Kurdi bukan bagian dari aliansi oposisi utama tetapi dengan keras menentang Erdogan setelah tindakan keras terhadap anggotanya dalam beberapa tahun terakhir. HDP telah menyatakan dukungannya untuk Kilicdaroglu dalam pemilihan presiden.
Editor: Umaya Khusniah