Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : WHO Dukung Indonesia Bikin Obat Herbal Naik Level, Ini Buktinya!
Advertisement . Scroll to see content

WHO Belum Kategorikan Virus Korona sebagai Pandemi, Ini Alasannya

Selasa, 03 Maret 2020 - 19:49:00 WIB
WHO Belum Kategorikan Virus Korona sebagai Pandemi, Ini Alasannya
Tedros Adhanom Ghebreyesus (Foto: AFP)
Advertisement . Scroll to see content

JENEWA, iNews.id - Pandemi virus korona atau Covid-19 masih bisa dihindari meskipun semakin banyak muncul negara baru yang mengonfirmasi kasus. Sejauh ini ada 69 negara, 3 wilayah, dan satu cluster kapal pesiar yang melaporkan kasus virus korona.

Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus menegaskan, terlepas dari jumlah kasus yang terus bertambah serta penambahan negara baru yang mengonfirmasi Covid-19, pencegahan menuju pandemi masih mungkin.

"Ini bukan jalan satu arah. Kita bisa masih bisa mendorong virus ini," kata Tedros, dalam wawancara jarak jauh dari Jenewa, Swiss, Selasa (3/3/2020), seperti dilaporkan The Straits Times.

WHO, lanjut Tedros, dihadapkan dengan banyak pertanyaan, mengapa belum juga mengategorikan Covid-19 sebagai pandemi.

Dia menjawab, badan PBB itu tidak akan ragu mengategorikan virus korona sebagai pandemi jika sudah ada bukti yang mendukung, namun untuk saat ini belum ada. Menurut dia, ini soal perspektif angka.

Sejauh ini kasus virus korona sudah menembus 90.000 di seluruh dunia. Sebanyak 90 persennya berada di China, sebagian besar penularannya juga berpusat di satu provinsi, yakni Hubei. Jika diturunkan lagi, kasus terbesar berada di ibu kota Hubei, Wuhan.

Meski demikian, saat kasus di China menurun, di negara lain justru membengkak.

"Dalam 24 jam terakhir, hampir 9 kali lebih banyak kasus dilaporkan di luar China daripada di dalam," tuturnya.

Tapi, lanjut dia, dari hampir 9.000 kasus di luar China, lebih dari 80 persen ditemukan hanya di empat negara, yakni Korea Selatan, Italia, Iran, dan Jepang.

"(Negara-negara tersebut) Keprihatinan terbesar kami," tuturnya.

Selain itu, 38 negara hanya memiliki paling banyak 10 kasus dan lebih dari 100 negara lainnya belum mengonfirmasi satu kasus pun.

Sementara itu, sebagian besar negara yang telah memiliki kasus, tak mengalami penambahan dalam 2 pekan terakhir.

Editor: Anton Suhartono

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut