WHO Kembali Ingatkan Para Penguasa untuk Tidak Politisasi Pandemi Covid-19
JENEWA, iNews.id – Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Tedros Adhanom Ghebreyesus, kembali mengingatkan pemerintah di seluruh dunia untuk tidak mempolitisasi pandemi Covid-19. Menurut dia, ancaman terbesar yang terus dihadapi masyarakat saat ini adalah politisasi pandemi oleh para penguasa.
Dia pun menegaskan, Covid-19 tidak mengenal ideologi, batas wilayah, atau partai politik. “Politik Covid-19 harus disingkirkan. Saya mengimbau semua negara untuk bekerja sama. Kritik dan keberpihakan telah memperburuk keadaan. Jadi, yang sangat penting adalah sains, solusi, dan solidaritas,” ujar Tedros dalam sesi seminar daring rutin, Kamis (23/7/2020), seperti dikutip Anadolu.
Dia mengatakan, satu-satunya fokus WHO dan fokus komunitas internasional adalah menyelamatkan jiwa manusia. “Jika ada satu hal yang benar-benar berarti bagi kami, dan itu harus menjadi masalah bagi seluruh masyarakat internasional, yaitu menyelamatkan nyawa,” ucapnya.
Menurut laporan surat kabar Inggris, The Telegraph, Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo mengklaim China telah “membeli” pimpinan WHO itu. Surat kabar tersebut, dengan mengutip sumber yang tidak disebutkan namanya, mengatakan bahwa selama kunjungan ke London, Pompeo membuat tuduhan dan surat kabar Daily Mirror mengatakan dua sumber mengonfirmasi bahwa Pompeo membuat pernyataan itu dalam sebuah pidato.
Telegraph mengutip Pompeo yang mengatakan: “Saya tidak bisa mengatakan lebih banyak, tetapi saya bisa katakan, saya mengatakan ini atas dasar informasi intelijen yang kuat, bahwa kesepakatan telah dibuat”.
Presiden AS Donald Trump pada lebih dari satu kesempatan menuduh WHO condong ke China atau China-sentris.
Sementara, Kepala Teknis WHO Urusan Pandemi Covid-19, Maria Van Kerkhove, justru mengaku bangga bisa bekerja di badan PBB itu. Sebagai warga Amerika, dia merasa bangga memiliki hak istimewa untuk duduk di sebelah Tedros dan Dr Michael Ryan (direktur eksekutif program kedaruratan kesehatan WHO).
“Kami benar-benar fokus untuk menyelamatkan hidup seperti yang dikatakan Dr Tedros. Kami tidak akan terganggu (oleh tuduhan penguasa AS). Dan itulah yang kami tetap lakukan. Dan kami akan terus tetap fokus,” kata Maria.
Ryan mengatakan bahwa Tedros telah bekerja tujuh hari dalam seminggu, dan 20 jam dalam sehari selama tujuh bulan terakhir. Dia pun menekankan, semua yang dilakukan staf WHO didedikasikan untuk menyelamatkan nyawa manusia.
“Banyak dari kami menghabiskan berbulan-bulan dan bertahun-tahun di garis depan, mempertaruhkan hidup kami dan mengkhawatirkan keluarga kami selama beberapa dekade dalam perjuangan untuk keadilan sosial. Sangat penting bahwa kita menjaga moral semua pekerja garis depan,” klaim Ryan.
Editor: Ahmad Islamy Jamil