Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Kasus Covid-19 Naik Lagi di Indonesia, Anak-Anak Paling Rentan!
Advertisement . Scroll to see content

WHO Minta Pemimpin Dunia Hentikan Lockdown

Senin, 12 Oktober 2020 - 09:19:00 WIB
WHO Minta Pemimpin Dunia Hentikan Lockdown
Dr David Nabarro dari WHO menyerukan kepada para pemimpin dunia untuk berhenti menerapkan kebijakan lockdown dalam upaya memutus penyebaran Covid-19. (foto: Bussines Insider)
Advertisement . Scroll to see content

JENEWA, iNews.id - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyerukan kepada para pemimpin dunia untuk berhenti melakukan penguncian wilayah (lockdown). WHO melihat lockdown justru menghadirkan masalah lain.

Banyak negara di dunia menjalankan kebijakan lockdown dalam upaya memutus penyebaran Covid-19. Lockdown memaksa orang-orang berada di rumah mereka masing-masing, menutup pusat bisnis, serta hiburan yang berpotensi menghadirkan kerumunan orang.

Selain itu, dalam pelaksanaannya kebijakan lockdown juga membatasi akses keluar-masuk orang ke daerah atau kota.

Pertimbangan penerapan lockdown berdasarkan karakteristik Covid-19 yang mampu menyebar dari manusia terinfeksi ke manusia lainnya saat berinteraksi satu sama lain di satu tempat.

Umumnya, pelaksanaan lockdown disertai pelacakan (tracing) dan tes massal untuk mendeteksi tingkat penularan virus kemudian melakukan tindakan preventif lanjutan.

China dan Selandia Baru menjadi negara yang berhasil menekan penyebaran Covid-19 dengan menerapkan kebijakan lockdown. Namun, kebijakan tersebut justru menuai kritik dari pejabat WHO.

Dr. David Nabarro meminta para pemimpin dunia untuk berhenti menggunakan lockdown sebagai metode pengendalian utama Covid-19. Menurut Dr David, lockdown memberikan dampak pada ekonomi lebih besar daripada potensi menyelamatkan nyawa dari ancaman Covid-19.

"Lockdown hanya memiliki satu konsekuensi yang tidak boleh Anda remehkan, dan itu membuat orang miskin semakin jadi miskin," kata Dr David dikutip dari News.co, Senin (12/10/2020).

"Kami di WHO tidak menganjurkan lockdown sebagai cara utama pengendalian virus ini," lanjutnya.

Pernyataan Dr David berbeda dengan sikap WHO di awal pandemi Covid-19. Organisasi PBB itu mendukung kebijakan negara-negara dunia melakukan lockdown dalam upaya mengatasi penyebaran virus menyerang pernapasan itu.

Namun, Dr David berpandangan bahwa banyak negara kurang memahami tujuan utama dalam penerapan lockdown sehingga malah berdampak pada sektor ekonomi, sedangkan laju penularan Covid-19 secara global masih belum terbendung.

Berdasarkan data worldometer, Minggu (11/10/2020), jumlah infeksi Covid-19 di dunia meningkat menjadi 37,3 juta dan angka kematian menyentuh 1 juta.

"Satu-satunya saat kami yakin bahwa lockdown dapat dibenarkan adalah untuk memberi Anda waktu megatur ulang, menyusun kembali, menyeimbangkan kembali sumber daya Anda, melindungi petugas kesehatan yang kelelahan. Tetapi, kami pada umumnya tidak suka melakukan lockdown," pungkasnya.

Editor: Arif Budiwinarto

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut