Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Trump Sebut Amerika Negara Nuklir Nomor 1, Rusia Nomor 2 dan China Ke-3
Advertisement . Scroll to see content

WHO Sebut Banyak Negara Akan Revisi Jumlah Kasus Kematian seperti China, Ini Sebabnya

Sabtu, 18 April 2020 - 08:53:00 WIB
WHO Sebut Banyak Negara Akan Revisi Jumlah Kasus Kematian seperti China, Ini Sebabnya
Maria van Kerkhove (Foto: AFP)
Advertisement . Scroll to see content

JENEWA, iNews.id - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) yakin banyak negara akan mengikuti langkah China merevisi jumlah kasus kematian dan infeksi akibat virus corona.

Langkah itu akan dilakukan saat negara tersebut sudah mampu mengendalikan wabah virus corona.

Seperti diketahui, China menaikkan jumlah kasus kematian setelah otoritas kesehatan Wuhan mengumumkan lonjakan korban meninggal sebesar 50 persen di kota itu atau sebanyak 1.290 korban.

Kepala teknis WHO untuk Covid-19 Maria van Kerkhove mengatakan, Wuhan pernah dibuat kewalahan oleh wabah virus corona sehingga pihak berwenang saat itu terlalu sibuk mengurus korban. Saat itu mereka bahkan tak memastikan apakah data kasus kematian dan infeksi telah tercatat dengan benar.

"Ini merupakan tantangan selama wabah berlangsung, untuk mengidentifikasi semua kasus (infeksi) dan kematian,” kata Maria, dalam konferensi pers virtual dari Jenewa, Swiss, seperti dikutip dari AFP, Sabtu (18/4/2020).

Namun, lanjut dia, WHO berusaha mengantisipasi negara lain mengalami kepanikan yang sama seperti terjadi di Wuhan atau China.

“Kami akan mengantisipasi banyak negara berada dalam situasi yang sama di mana mereka harus merevisi kembali catatan dan melihat, ‘Apakah kita sudah mendata semua?’," ujarnya.

Dengan penambahan 1.290 kasus kematian, jumlah korban meninggal di Wuhan menjadi 3.869 orang. Kota pusat wabah Covid-19 itu juga menambah 325 kasus infeksi, sehingga totalnya menjadi 50.333.

Menurut Maria, karena sistem perawatan kesehatan Wuhan padat saat itu, beberapa pasien meninggal di rumah. Bahkan ada kasus kematian di rumah sakit yang tak tercatat.

Hal senada disampaikan direktur kedaruratan WHO Michael Ryan. Dia yakin semua negara akan menghadapi ini.

Namun dia tetap mendesak negara-negara untuk membuat data yang akurat sejak awal. Hal ini akan membantu negara bersangkutan untuk menentukan langkah dan kebijakan selanjutnya.

“Karena itu memungkinkan kita untuk membuat proyeksi maju dengan cara yang jauh lebih akurat,” tuturnya.

Editor: Anton Suhartono

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut