Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Kloset Berlapis Emas Masih Berfungsi Dilelang, Ditaksir Laku Rp167 Miliar
Advertisement . Scroll to see content

WHO Sebut Virus Corona Varian Baru Sudah Menyebar ke 70 Negara

Kamis, 28 Januari 2021 - 09:39:00 WIB
WHO Sebut Virus Corona Varian Baru Sudah Menyebar ke 70 Negara
WHO menyebut virus corona varian baru sudah menyebar ke 70 negara hingga 25 Januari 2021 (Foto: Reuters)
Advertisement . Scroll to see content

JENEWA, iNews.id - Virus corona varian baru asal Inggris atau B117 kini telah menyebar ke setidaknya 70 negara hingga Senin (25/1/2021), berdasarkan laporan terbaru Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

Dalam laporan pembaruan yang disampaikan Rabu (27/1/2021), badan PBB itu mengungkap, dalam waktu sepekan terakhir, varian yang juga dikenal dengan VOC 202012/01 itu menyebar ke 10 negara.

Di Asia Tenggara, Covid-19 varian baru ditemukan di Singapura, Malaysia, dan Filipina. Virus corona varian baru dari Inggris terbukti lebih menular dibandingkan versi sebelumnya.

Perdana Menteri Inggris Boris Johnson pekan lalu memperingatkan hasil studi terbaru mengindikasikan varian ini bisa lebih mematikan. Namun WHO menegaskan hasil tersebut masih awal dan diperlukan lebih banyak analisis untuk memperkuat temuan tersebut.

Semua virus akan bermutasi untuk beradaptasi dengan lingkungan baru. Para ilmuwan sejauh ini melacak beberapa mutasi virus corona baru yang menyebabkan Covid-19. Selain Inggris, varian baru juga ditemukan di Afrika Selatan (501.V2) dan Brasil (P1).

WHO mendesak semua negara untuk secara aktif mencari dan melaporkan adanya mutasi virus corona yang mungkin bisa mengubah tingkat penularan.

Sementara itu untuk varian Afrika Selatan, berdasarkan catatan WHO, saat ini sudah menyebar ke 31 negara atau ada penambahan delapan dalam waktu sepekan.

Seperti varian Inggris, 501.V2 juga memiliki mutasi pada lonjakan protein, bagian dari virus yang menempel pada sel manusia dan membantunya menyebar, membuat potensi penularan lebih tinggi dibandingkan jenis lain.

Penelitian juga mengungkap, varian ini kurang rentan terhadap netralisasi antibodi. Hal ini memicu kekhawatiran varian baru tersebut berisiko menimbulkan infeksi ulang yang tinggi serta menghambat keefektifan vaksin Covid-19. Namun WHO menegaskan masih butuh banyak penelitian untuk memastikan bahayanya.

Sementara itu untuk varian Brasil (P1) saat ini ditemukan di delapan negara, naik signifikan dari hanya dua pada pekan lalu.

Varian ini juga menimbulkan kekhawatiran serupa yakni lebih menular atau menyebabkan penderitanya mengalami sakit lebih parah.

“Studi lebih lanjut diperlukan untuk menilai apakah ada perubahan dalam penularan, tingkat keparahan, atau aktivitas penetral antibodi, sebagai akibat dari varian baru ini,” bunyi pernyataan WHO, dikutip dari AFP.

Editor: Anton Suhartono

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut