Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Dick Cheney Mantan Wapres Amerika Serikat Meninggal di Usia 84 Tahun
Advertisement . Scroll to see content

Woodward: AS Pernah Luncurkan Rudal Presisi yang Mengarah Langsung ke Lokasi Kim Jong-un

Selasa, 15 September 2020 - 07:48:00 WIB
Woodward: AS Pernah Luncurkan Rudal Presisi yang Mengarah Langsung ke Lokasi Kim Jong-un
Pemimpin Tertinggi Korea Utara, Kim Jong-un (kanan). (foto: Mirror)
Advertisement . Scroll to see content

WASHINGTON, iNews.id - Jurnalis Amerika Serikat, Bob Woodward, mengungkap perang nuklir AS-Korea Utara hampir pecah pada 2017. Saat itu, Amerika meluncurkan rudal presisi mengarah langsung ke Korut.

Dalam buku Rage yang akan dirilis pada Selasa (15/9/2020) waktu setempat, Woodward menyebut tindakan AS dilakukan sebagai respons atas uji coba rudal balistik antarbenua (ICBM) Korea Utara yang diklaim mampu mencapai Amerika Serikat.

Berdasarkan wawancara dengan sejumlah pejabat pertahanan AS, Woodward mengatakan Menteri Pertahanan AS saat itu, James Mattis, meluncurkan rudal taktis yang dapat mencapai Korea Utara bahkan mengincar tenda tempat pemimpin tertinggi Korea Utara, Kim Jong-un, menyaksikan uji coba rudal ICBM.

Setelah menempuh jarak 300 kilometer, rudal tersebut 'sengaja' dijatuhkan di Laut Timur sebelum mencapai wilayah Korea Utara.

"Itu adalah jarak yang tepat antara titik peluncuran rudal AS dan lokasi uji cova rudal Korea Utara serta tenda tempat foto satelit menunjukkan Kim Jong-un sedang menyaksikan peluncuran rudal," demikian tulisan Woodward yang dikutip dari The Korea Herald, Selasa (15/9/2020).

"Maksudnya jelas; Kim Jong-un perlu mengkhawatirkan keselamatan pribadinya," lanjutnya.

Korea Utara, kata Woodward, nampaknya tidak menerima peringatan itu. Sebab, Pyongyang terus meningkatkan provokasinya dengan meluncurkan ICBM yang lebih kuat tiga pekan berselang, tepatnya pada tanggal 28 Juli.

Korut meluncurkan rudal lain pada 29 Agustus di tahun yang sama yakni rudal jarak menengah yang melintas di atas Jepang. AS menganggap peluncuran tersebut sebagai pemicu ekskalasi yang mengubah karakter ancaman.

"Rudal itu dapat menempuh 6.200 mil dan menghantam sebagian besar benua Amerika."

"Mattis dapat melihat tekanan militer maksimum tidak dirasakan atau dilihat oleh Korea Utara. Dia mulai mencari opsi tanggapan yang lebih agresif dan bertanya-tanya apakah mereka harus mengambil tindakan pengeboman yang sebenarnya di pelabuhan Korea Utara untuk mengirim pesan tersebut," lanjutnya.

Woodward dalam bukunya juga menuliskan pengakuan Mattis yang berada dalam pilihan sulit apakah harus menggunakan senjata nuklir untuk mempertahankan AS dari ancaman Korut. Tahun 2017, Komando Strategis AS di Omaha, Nebraska, telah mempelajari Rencana Operasi 5027 yang ditujukan untuk mengubah rezim Korut yang diyakini memiliki 80 senjata nuklir.

"Ini sangat membebani saya setiap hari. Saya harus mempertimbangkan setiap hari ini bisa terjadi. Ini bukan masalah teoritis."

"Saya benar-benar fokus pada bagaimana mencegah ini atau menghentikannya secepat mungkin. Menyadari bahwa situasi yang paling buruk mungkin akan mendikte penggunaan senjata nuklir, dengan segala arti dalam istilah, bukan hanya perang itu tetapi cara itu mengubah dunia. Sekarang senjata nuklir bisa digunakan lagi," pungkasnya.

Ketegangan AS-Korut terkait senjata nuklir sempat mereda setelah dua pemimpin negara bertemu pada Juni 2018 membahas program denuklirisasi. Namun, gagalnya pertemuan lanjutan pada 2019 membuat dua negara pemilik senjata nuklir kembali berpolemik.

Editor: Arif Budiwinarto

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut